Jakarta (ANTARA) – Produsen baterai asal China, Contemporary Amperex Technology Co. Limited, atau disingkat CATL baru saja meresmikan pabrik baterai terbarunya di provinsi Guizhou, China ini diklaim sanggup menghasilkan satu sel per detik.
Pabrik tahap pertama ini memiliki luas sekitar 590.000 meter persegi dengan nilai investasi sebesar 895 juta euro. Pabrik baru ini memiliki tingkat otomatisasi 95 persen yang mencengangkan.
Cnevpost pada Senin (30/10) waktu setempat mengabarkan bahwa pabrik in tidak hanya mampu menghasilkan satu sel dalam waktu singkat saja. Pabrik baru ini dengan tingkat otomatisasi yang cukup tinggi ini dapat merakit satu baterai penuh hanya dalam 2,5 menit.
CATL menginformasikan bahwa kapasitas produksi tahap pertama dari pabrik ini mencapai 30 GWh per tahun. Setelah tahap kedua selesai maka produksinya akan bertambah hingga mencapai 60 GWh per tahun.
Baca juga: Harga lithium turun, CATL tawarkan diskon baterai untuk Tesla dan VW
Menurut SNE Research, sebuah firma riset pasar Korea Selatan, CATL memiliki pangsa pasar global sebesar 36,9 persen dari Januari hingga Agustus. Hal ini menjadikannya sebagai produsen baterai terbesar di dunia, dan satu-satunya perusahaan yang berhasil melampaui angka 30 persen selama periode tersebut.
Meski begitu, pada kuartal ketiga terjadi penurunan laba bersih CATL sebesar 4,3 persen, namun perusahaan masih memperoleh peningkatan sekitar 10,43 miliar RMB dan terbilang meningkat cukup besar sekitar 10,7 persen dibandingkan tahun lalu.
Pangsa pasar domestik CATL juga mengalami sedikit penurunan tahun ini. Data dari China Automotive Battery Innovation Alliance (CABIA) menunjukkan, hingga September, pangsa pasar CATL adalah 39,41 persen. Ini merupakan penurunan pertama kalinya di bawah angka 40 persen sejak April tahun sebelumnya.
Baca juga: CATL Luncurkan Baterai Shenxing dengan Fitur Pengisian Daya yang Sangat Cepat
Baca juga: CATL berpeluang buka pabrik baterai mobil listrik di Thailand
Baca juga: CATL lansir rencana netralitas karbon
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link