Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Asman Abnur
Pekanbaru – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan jumlah publikasi ilmiah Indonesia, mampu menyalip perolehan Malaysia pada 2019 mendatang, sekaligus terbanyak se-Asia Tenggara.
“Cukup yakin tahun depan publikasi internasional dari Indonesia menjadi yang pertama di Asia Tenggara,” kata Nasir di sela-sela perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Pekanbaru, Riau.
Nasir menuturkan, saat ini publikasi ilmiah bersertifikasi internasional yang dimiliki Indonesia berjumlah 16.528. Perolehan tersebut tidak terpaut jauh dari Malaysia yang mengoleksi 17.211 publikasi internasional. Sementara Singapura per 7 Agustus 2018 di angka 12.528 publikasi, dan Thailand 9.595 publikasi.
“Kita optimis tahun depan bisa mengalahkan jumlah penelitian Malaysia dan menjadi yang pertama di Asia Tenggara. Terpautnya tidak sampai 1.000 publikasi,” tambah Nasir.
Target yang dipasang pemerintah tak muluk-muluk. Berkaca pada pengalaman 2015 di mana publikasi ilmiah internasional Indonesia saat itu hanya 5.400. Tiga tahun kemudian, Indonesia berada jauh di atas Thailand.
“Tiga tahun ini akses periset pada penelitian terus dippermudah, termasuk untuk urusan pertanggungjawaban dana penelitian. Kini pertanggungjawaban penelitian berbasis hasil, bukan lagi hitungan anggaran,” jelasnya.
TAGS : Pendidikan Publikasi Internasional Kemristekdikti
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin