Migran di Libya
Jakarta – Lembaga bantuan dunia, Doctors Without Borders (MSF) melaporkan melalui situsnya bahwa lebih dari 100 migran tewas ketika dua perahu karet membawa mereka rusak di Laut Tengah di lepas pantai Libya pada awal September.
Dalam informasi itu, mereka menyebutkan, penyebabnya terjadi kerusakan mesin dan sebagian besar migran itu berasal dari Sudan, Mali, Nigeria, Kamerun, Ghana, Libya, Aljazair dan Mesir.
“Ada 165 orang dewasa dan 20 anak di atas perahu karet yang bocor itu,” ujar seorang korban selamat yang tidak diketahui namanya kepada MSF.
Dikabarkan dalam laporan itu, hanya 55 orang yang selamat ketika helikopter datang dan menjatuhkan jaket ke perairan. “Lebih dari 20 anak meninggal, termasuk dua kembar berusia 17 bulan,” kata MSF dalam laporan yang mengutip korban selamat.
MSF merawat para migran itu di pusat-pusat penahanan Libya tempat mereka ditahan. Saat ini sedang menangani 18 kasus mendesak, termasuk sembilan penderita luka bakar kimia yang parah. yang diakibatkan bahan bakar mesin. Enam lainnya dipindahkan ke rumah sakit.
“Kami sangat khawatir dengan pasien. Bagaimana mungkin bisa pulih jika mereka ditahan dalam sel dalam kondisi kebersihan yang sangat buruk?” kata Jai Defranciscis, perawat MSF yang bekerja di Misrata di Libya barat laut dalam laporannya.
Bukannya mendapat bantuan, para pengungsi dan migran itu malah ditangkap dan ditahan dalam kondisi hidup yang menyedihkan, tanpa perlindungan mendasar atau bantuan hukum. MSF menyerukan diakhiri penahanan sewenang-wenang atas ribuan pengungsi dan migran di seluruh Libya. (Voa/my)
TAGS : Migran Kemiskinan Libya
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/40614/Nasib-Migran-Libya-Tenggelam-dan-Langsung-Ditahan/