Yalqun Rozi (Foto: KSL)
Beijing, Jurnas.com – Berkat jaringan yang kuat di pemerintahan, penulis Yalqun Rozi tidak pernah kesulitan menerbitkan buku-bukunya yang bertemakan puisi klasik dan dongeng, kepada jutaan minoritas Uighur di Xinjiang, China.
Namun itu semua berubah tiga tahun lalu, ketika Partai Komunis China yang berkuasa meluncurkan kampanye melawan separatisme etnis, dan ekstremisme agama di Xinjiang.
Tiba-tiba, tokoh masyarakat yang dihormati seperti Rozi ditangkap oleh polisi, terjebak dalam tindakan keras yang oleh para kritikus dikatakan sebagai genosida budaya.
Diperkirakan satu juta orang Uighur ditahan di kamp-kamp interniran, dan penjara-penjara di seluruh wilayah itu. Para kelompok advokasi mengatakan jumlahnya lebih dari 400 akademisi, penulis, artis dan seniman terkemuka.
Para kritikus juga mengatakan bahwa pemerintah menargetkan kaum intelektual sebagai cara untuk melemahkan, atau bahkan menghapus, budaya, bahasa, dan identitas Uighur.
Setelah dibawa pergi oleh polisi pada 2016 lalu, Rozi, 54, dijatuhi hukuman lebih dari satu dekade di penjara, dengan tuduhan hasutan menumbangkan kekuasaan negara.
Sebagai salah satu orang terkemuka pertama yang ditahan, dikutip dari Associated Press pada Rabu (28/8), kisah Rozi mengilustrasikan bagaimana orang-orang Uighur yang sebelumnya diterima oleh pemerintah, tiba-tiba berganti menjadi musuh negara, di tengah meluasnya kampanye pengawasan dan penahanan yang sedang berlangsung di Xinjiang.
“Dia punya banyak teman di kalangan pejabat pemerintah. Dia bisa menggunakan koneksinya untuk menjual buku-bukunya,” kata Abduweli Ayup, ahli bahasa yang mengenal Rozi melalui toko buku Uighur yang pernah dikelola oleh Ayup.
“Buku-buku itu laris manis,” tandas dia.
TAGS : Yalqun Rozi China Partai Komunis Uighur
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/58307/Yalqun-Rozi-Korban-Genosida-Budaya-Rezim-Komunis-China/