Ketum Golkar, Airlangga Hartarto
Jakarta, Jurnas.com – Pernyataan Presiden Jokowi terkait impor pacul menjadi tamparan keras buat Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perindustrian.
Demikian disampaikan Direktur Pusat Kajian Komunikasi Politik Indonesia (PKKPI), Gede Munanto, kepada wartawan, Jakarta, Rabu (13/11). Menurutnya, Jokowi mengungkap langsung ketidakmampuan industri Indonesia di era Airlangga dalam menciptakan industri cangkul yang sebenarnya sangat sederhana.
“Keluhan Presiden terhadap hal kecil yang seharusnya bisa diciptakan Menperin Airlangga kala itu, menunjukkan yang bersangkutan memang minim prestasi. Kalaupun Airlangga kemudian dipilih Jokowi sebagai Menko Perekonomian hal tersebut lebih kepada “bargaining position”-nya sebagai Ketum Golkar, bukan karena prestasi,” kata Gede.
Menurutnya, minimnya prestasi Airlangga tentu bukan hanya menjadi catatan negatif di mata publik dan pelaku industri, tetapi juga hal yang memalukan buat Golkar, partai yang selama ini dikenal sebagai gudangnya teknokrat andal.
“Apalagi di Partai Golkar sendiri, prestasi Airlangga sebagai ketua umum juga sama buruknya,” kata Dosen Komunikasi Politik Universitas Pancasila itu.
Dimana, kata Gede, di bawah kepemimpinan Airlangga, perolehan suara dan kursi Golkar merosot dari 14,75 persen atau 91 kursi di Pemilu 2014, menjadi 11,71 persen atau 85 kursi di Pemilu 2019.
“Bahkan, perolehan suara dan kursi di era Ketua Umum Airlangga Hartarto ini adalah terjeblok dalam sejarah Partai Golkar,” tegas Gede.
TAGS : Munas Golkar Ketum Golkar Airlangga Hartarto
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/62379/Pakar-Minim-Prestasi-Airlangga-Tak-Jadi-Kebanggaan-Golkar/