Menteri Teten Masduki
Semarang, Jurnas.com – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menegaskan pihaknya akan mendorong terciptanya kemitraan antara para pelaku usaha furnitur yang sudah ekspor dengan yang masih kecil-kecil.
“Selain itu, saya juga akan mendorong daya produksinya dan alat produksinya, sehingga produk furnitur kita bisa lebih bersaing dengan produk-produk luar,” kata Teten, usai berdialog dengan para pelaku usaha furnitur sekaligus meninjau pabrik furnitur Philnesia Internasional di Semarang, Jumat (24/1/2020).
Menurut Menteri Teten, saat ini pemerintah tengah getol mendorong ekspor untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia. Dimana impor negeri ini masih lebih tinggi daripada ekspor.
“Salah satu yang potensial untuk ekspor ini adalah produk-produk UMKM. Tadi saya mengunjungi sentra-sentra perkayuan karena memang furnitur itu permintaan dunia masih sangat tinggi dan kita baru 2% saja,” kata Menteri Teten.
Beberapa pelaku usaha, kata Menteri Teten, ada yang ingin dimitrakan dengan usaha kecil.
“Nanti kita integrasikan dengan program pelatihan, baik yang di kementerian juga di Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota,” ujar Menteri Teten.
Yang jelas, lanjut Menteri Teten, selama berkunjung di Semarang, yang perlu dibereskan adalah supply chain-nya.
“Rantai pasoknya, mulai dari kayu sampai pada para pengrajin untuk meningkatkan produksinya yang mana mereka tidak punya alat moderen, tidak punya alat pengolahan kayu. Sehingga, produk UMKM standar produknya di bawah usaha besar,” ujar Menteri Menkop.
Oleh karena itu, Menteri Teten menjelaskan ide membangun rumah produksi bersama sehingga para UMKM bisa menggunakannya. “Nanti kita lihat sentranya. Apakah terminal kayunya bisa langsung diolah disitu”, ucap Teten.
KUR bagi UMKM
Terkait pembiayaan bagi UMKM, Menkop UKM menegaskan tidak perlu khawatir. Karena menurutnya sudah banyak pembiayaan yang bisa diakses UMKM seperti KUR dan pembiayaan lainnya.
“Untuk KUR tahun ini 190 triliun dengan bunga 6% turun 1% dari tahun sebelumnya. Pagu paling rendah tanpa jaminan, tanpa kolateral 50 juta. Selain itu ada juga kur investasi, kur khusus untuk periode yang lama,” ujar Menteri Teten.
Lebih lanjut Teten menambahkan, “jadi sebenarnya sekarang pembiayaan untuk UMKM banyak sekali. Untuk yang mikro ada UMI, ULAM, Mekar. Lalu ada 75 BLU yang berhubungan dengan UMKM baik yang di pertanian, perikanan sampai perhutanan dan banyak sekali,” kata Menteri Teten.
Yang menjadi penting menurutnya adalah bagaimana model-model bisnis UMKM bisa dikembangkan agar investasi masuk kepada UMKM.
“Sekarang misalnya ada investasi puluhan juta US Dolar yang masuk warung kopi Indonesia. Karena bisnis modelnya sudah bagus, sudah meyakinkan investor bisa growing,” kata Menteri Teten
“Ini yang sebenarnya kita harus perbaiki seperti warung bakso,soto. Kalau dibikin bisnis model yang pas itu bisa besar. Sehingga kita brand-brand lokal sudah siap melawan brand-brand asing. Kan ayam kita lebih enak daripada ayam brand asing, itu kata pak Jokowi,” tambah Menteri Teten
Sekedar informasi, turut hadir dalam kunjungan kerja itu diantaranya, Direktur Sistem Manajemen Investasi (SMI) Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Djoko Hendratto, Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, Perwakilan Kementerian Perindustrian, dan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati.
TAGS : Menteri Teten Kemitraan
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin