Ilustrasi sampel vaksin Covid-19 (Foto: Reuters)
Tel Aviv, Jurnas.com – Penemu `Kubah Besi` (Iron Dome) pertahanan udara Israel, Daniel Gold, sedang merancang teknologi serupa untuk melindungi Israel dari pandemi virus corona baru (Covid-19).
Dikutip dari AFP pada Minggu (12/7), Gold yang mengepalai Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Israel dan memiliki gelar PhD dalam bidang teknik elektronik dan manajemen bisnis, telah menjadi tokoh yang terkenal di negara Yahudi itu.
Iron Dome menghadapi skeptisisme luas sebelum dilucnurkan pada 2011. Namun sejak itu, Kubah Besi berhasil mencegat roket yang tak terhitung jumlahnya yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Gold mengatakan bahwa ia pertama kali menjadi yakin akan kebutuhan Israel akan teknologi pertahanan rudal selama Perang Teluk 1990-1991, ketika pasukan Saddam Hussein meluncurkan rudal-rudal pengintai Irak ke Tel Aviv.
“Tel Aviv kosong pada saat itu,” kata Gold dalam sebuah wawancara di Kementerian Pertahanan Israel. “Aku memutuskan kita harus melakukan sesuatu,” lanjut dia.
Pada 2004, ketika Gold menjadi pemimpin umum R&D untuk Kementerian Pertahanan, ia memutuskan untuk bergerak maju, bahkan tanpa dukungan penuh dari pendirian pertahanan Israel.
“Saya mengantisipasi (tembakan roket) akan menjadi ancaman utama bagi Israel, ancaman besar tanpa solusi,” ungkap dia.
“Saya memberi tahu atasan saya, berikan saya uang. Saya akan melakukannya. Semua hierarki mengatakan tidak. Pemerintah mengatakan tidak,” sambung Gold.
Tim Gold mulai bekerja, berkolaborasi dengan kontraktor pertahanan swasta. Mereka mengembangkan dua lusin konsep pertahanan rudal, menghapus semuanya, lalu mulai dari awal.
Pada 2007, Iron Dome secara resmi dipilih sebagai sistem pertahanan rudal Israel. Pada tahun yang sama, kelompok Islam Hamas mengambil kendali atas Gaza pada 2007.
Para pejuang dan gerilyawannya dari kelompok-kelompok jihad lainnya sejak itu telah melemparkan ribuan roket dan proyektil lainnya ke Israel.
Israel telah memberlakukan blokade ketat di wilayah yang menurutnya perlu untuk menahan Hamas, yang menurut para kritikus sama dengan hukuman kolektif dan memperdalam krisis kemanusiaan Gaza.
Gold mengatakan motivasinya untuk mendesain Kubah Besi adalah untuk “menyelamatkan jiwa” dan “menjaga kelangsungan hidup di Israel“.
Bahkan di saat krisis, dengan roket turun, dia mengatakan dia ingin orang-orang “setidaknya (dapat) pergi bekerja”.
Sifat ancaman pandemi mungkin berbeda, tetapi motivasi Gold dalam memerangi virus tetap sama.
Sejak mengembangkan Kubah Besi, ia telah pensiun dari tentara dan bekerja di sektor swasta sebelum kembali ke kementerian pertahanan sebagai warga sipil untuk memimpin direktorat Litbang.
Pada awal Maret, selama pertemuan di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Gold menyadari beratnya ancaman Covid-19.
Karenanya bidang pekerjaannya meliputi tiga hal yakni menyelamatkan jiwa, termasuk memproduksi ventilator dalam negeri, membantu sistem kesehatan mempersiapkan beban kasus yang luar biasa, dan “mengubah permainan”.
Kategori terakhir sebagian besar berpusat pada merancang tes coronavirus yang memberikan hasil yang akurat dalam waktu kurang dari 60 detik, menggunakan napas, bau atau kecerdasan buatan.
Berbagai konsep sedang menjalani uji coba besar, yang melibatkan sektor swasta dan mitra pemerintah.
“Kami berharap jika kami berhasil, itu adalah pengubah permain di seluruh dunia,” tandas Gold.
TAGS : Covid-19 Kubah Besi Israel
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/75264/Israel-Rancang-Kubah-Besi-Penangkal-Covid-19/