Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Foto: Reuters)
Beijing – Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak memilih opsi militer untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Ia megatakan, jika terpaksa memilih opsi militer, maka akan menjadi hari berkabung untuk Pyongyang.
Pernyataan tersebut menegaskan, Trump akan menomorsekiankan opsi militer meyusul uji coba nuklir keenam Korea Utara. Pemerintahannya tampak lebih memilih sanksi ekonomi, membekukan aset pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan melakukan embargo minyak ke negara Pyongyang
“Opsi militer pasti tetap menjadi pilihan. Apakah itu tak terelakkan? Tidak ada yang tak terelakkan. Saya tidak suka jalur militer. Sebab, jika kami menggunakannya di Korea Utara, ini akan menjadi hari yang sangat menyedihkan bagi Korea Utara, “ kata Trump saat konferensi pers, dilansir Reuter pada Jumat (8/9)
Bahkan saat Trump bersikeras, bahwa sekarang bukan saatnya untuk berbicara dengan Korea Utara, anggota senior pemerintahannya memperjelas, pintu menuju solusi diplomatik tetap terbuka.
Pada Kamis (7/9) China sepakat, PBB harus melakukan tindakan lebih besar terhadap Pyongyang, namun juga terus mendorong dialog untuk membantu menyelesaikan kebuntuan tersebut. Korea Utara, yang sedang mengejar program nuklir dan misilnya untuk menentang kecaman internasional, mengatakan akan menanggapi sanksi PBB dan tekanan Amerika Serikat dengan tindakan balas dendam yang lebih kuat.
Amerika Serikat menginginkan Dewan Keamanan PBB memberlakukan embargo minyak ke Korea Utara, melarang ekspor tekstil dan mempekerjakan pekerja Korea Utara di luar negeri, membekuka aset pemimpin pemimpin Kim Jong Un, serta larangan bepergian, menurut sebuah rancangan resolusi yang dilihat oleh Reuters pada Rabu (6/9).
Tekanan dari Washington meningkat sejak Korea Utara melakukan uji coba nuklirnya pada Minggu (4/9). Uji coba itu, bersamaan dengan serangkaian peluncuran rudal lainya.
“Mengingat perkembangan baru di semenanjung Korea, China setuju, Dewan Keamanan PBB harus melakukan respon lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan,“ Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada wartawan.
“Setiap tindakan baru yang diambil oleh masyarakat internasional terhadap DPRK harus ditujukan untuk membatasi program nuklir dan rudal DPRK, sementara pada saat yang sama mendukung jalur dialog dan konsultasi,“ katanya, merujuk pada Korea Utara dengan inisial nama resminya, Republik Demokratik Rakyat Korea.
China sejauh ini merupakan mitra dagang terbesar Korea Utara, menyumbang 92 persen perdagangan dua arah tahun lalu. Ini juga menyediakan ratusan ribu ton minyak dan bahan bakar untuk rezim miskin tersebut.
TAGS : Korea Utara Amerika Serikat China
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin