JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa harga vaksin Covid-19 tergantung pada penjual. Erick memperkirakan harga vaksin akan sangat dinamis. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong produksi vaksin dalam negeri.
“Harga itu dinamikanya tinggi, tergantung masing-masing penjual. Yang tetapkan bukan saya, tapi penjualnya. Oleh karena itu, vaksin Merah Putih harus kita buat. Supaya kalau negara lain mau beli vaksin, kita tetapkan harganya,” ujar Erick dikutip dari Antara, Kamis (3/9).
baca juga: Vaksin Covid-19 Merah Putih Bisa Diproduksi Masal pada 2022
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu menambahkan, kualitas vaksin tidak bisa ditentukan dari harganya. “Jadi, kalau ditanya vaksin kenapa ada yang USD 5, USD 8, USD 20. Kalau dibilang karena kualitas? Tidak juga. Karena semuanya bagus, sudah uji klinis ketiga,” katanya.
Menurutnya, perbedaan harga vaksin lebih dipengaruhi oleh biaya penelitian dan pengembangan yang mahal. Selain itu, kapasitas produksi juga akan berpengaruh terhadap biaya per unit produk yang dihasilkan.
Menyoal vaksinasi yang diharapkan bisa dimulai akhir tahun ini, Erick menyampaikan pemerintah punya dua skema. Pertama adalah vaksinasi gratis yang disubsidi pemerintah. Kedua, vaksinasi mandiri.
“Apakah ketika vaksin yang menjadi bantuan pemerintah yang murah? Ya, enggak juga,” pungkasnya.
Sebelumnya, Erick Thohir menyampaikan bahwa harga vaksin Covid-19 antara USD 25-30 atau sekitar Rp 366.500-Rp 439.800 (kurs 14.600). “Harga vaksin ini untuk satu orang dua kali suntik kurang lebih harganya 25 dolar sampai 30 dolar AS, tapi ini Bio Farma lagi menghitung ulang,” ujar Erick rapat kerja dengan Komisi VI DPR , Kamis (27/8).
Credit: Source link