JawaPos.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi menyatakan, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki hubungan dekat mampu untuk menahan penyebaran virus.
“Dia pake masker, tapi pas ngomong taroh di dagu dan buka, lalu ada temen saya, dia pake masker, tapi pas ngomong sama saya, dia deket-deket ke saya sambil buka maskernya, saya takut kan sebenernya. Jadi tidak bisa menjaga jarak karena mereka merasa hubungannya sangat baik,” tutur dia dalam Bincang Sore Kemendikbud, Jumat (11/9).
Bahkan, berdasarkan survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 30 persen percaya tidak akan terkena virus, karena memiliki antibodi yang kuat.
“Survei litbangkes 30 persen respondennya menyatakan bahwa ‘saya tidak mungkin berisiko terkena wabah ini’, bayangkan itu. Kita sudah bisa menjawab, kenapa banyak yang tidak patuh pada 3M ini, karena mereka yakin tidak terkena Covid,” terangnya.
Selain iti, menurutnya, untuk merubah perilaku, bisa dengan memberikan informasi secara berulang-ulang terkait pentingnya 3M. Sebab, melalui informasicsuara yang disampaikan berulang akan membangkitkan kesadaran dari dalam diri, apa yang baik dan tidak untuk dilakukan.
“Kami tadi malam, teman-teman di radio swasta itu menyampaikan kepada tim kreatifnya, di radio nanti akan menyampaikan itu berulang-ulang (soal 3M), kita bisa hafal karena kita mendengarakan secara berulang,” ujar dia.
Dia juga prihatin, sepertinya masyarakat telah melupakan dasar dari penyebaran virus Covid-19, yakni dari pergerakan manusia. Maka dari itu, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak wajib dilakukan.
“Padahal penularan Covid-19 ini virus dibawa oleh manusia, kalau manusia bergerak, manusia itu bisa menyebarkan, ini mutlak kita lakukan dalam rangka mengendalikan laju penularan Covid-19,” tuturnya.
Credit: Source link