indopos.co.id – Dengan adanya Pandemi COVID-19, tahun ini sungguh menjadi tantangan bagi setiap orang. Organisasi kesehatan dunia WHO merilis virus corona adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Beberapa jenis virus corona diketahui menyebabkan infeksi saluran napas pada manusia, mulai dari batuk pilek, hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Untuk COVID-19, gejalanya meliputi, nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi ada yang tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat.
Sebagian besar, yakni sekitar 80 persen, orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas, terutama pada orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Orang dengan tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Isu inilah yang ditangkap oleh Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga bekerja sama dengan tim dari kelola.net.
”COVID-19 ini dapat memperburuk keadaan di masyarakat. Sebab, memunculkan kecemasan berlebih dikarenakan terlalu banyak paparan kabar maupun pemberitaan, sehingga menyebabkan masyarakat menjadi lebih rapuh dan lebih stress. Ini malah menimbulkan dampak negatif ke tubuh,” papar Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM) FKG UNAIR Dr Taufan Bramantoro, drg., M.Kes,
Menurut Taufan, yang menjadi masalah adalah ada stres yang terasa dan ada juga tidak terasa. Tapi keduanya memiliki dampak negatif pada tubuh.
”Terpikir untuk mengembangkan alat bantu untuk mengukur level stres, sekaligus memberi solusi yang ternyata juga sudah dirilis oleh badan kesehatan dunia atau WHO,” urainya. Alat ukur itu merupakan alat ukur web-based, sehingga sangat praktis dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun hanya dengan mengakses https://kelola.net/kelola-stres/dari gadget atau laptop.
“Kondisi stres juga bisa berpotensi memperburuk kondisi orang yang sebenarnya sehat-sehat saja sehingga perlu dikendalikan,” imbuhnya. CEO kelola.net Farkhan Azmi, drg., M.Kes mengatakan, bahwa dengan mengidentifikasi tingkat stres dan mengetahui solusi sesuai arahan WHO, tingkat kecemasan di masyarakat pada umumnya dapat berkurang.
Sementara, bagi masyarakat yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan (PDP), dan juga pasien terkonfirmasi, diharapkan dapat meningkatkan harapan kesembuhan. “Alat ukur ini merupakan hasil kolaborasi kami kelola.net dengan Departemen Ilmu kesehatan Gigi Masyarakat FKG UNAIR dan Ikatan Peminatan Kesehatan Gigi Masyarakat Indonesia (IPKESGIMI),” lanjut alumnus FKG UNAIR angkatan 2006 itu. (dew)
Credit: Source link