Hari Batik Nasional, Jangan Hanya Sekadar Hashtag di Medsos

Hari Batik Nasional, Jangan Hanya Sekadar Hashtag di Medsos

JawaPos.com – Selamat Hari Batik Nasional. Sejumlah laman di media sosial sudah mulai diwarnai oleh gaya masyarakat, tokoh, dan selebriti yang mengenakan kain batik. Diharapkan, batik tidak hanya sekadar simbol tetapi harus dimaknai sejarah dan budayanya.

Batik merupakan sebuah warisan budaya tak benda dari Indonesia yang ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab. Untuk mempertahankan pengakuan UNESCO untuk Batik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda, diperlukan tindakan nyata untuk memenuhi komponen penilaian dari UNESCO yaitu preservasi, edukasi dan inspirasi kepada masyarakat terhadap aset yang dimiliki.

2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Namun sayangnya setiap peringatan Hari Batik Nasional seringkali hanya dirayakan sebagai seremoni. Masyarakat diminta jangan hanya memaknai batik sekadar simbol.

“Hari batik selayaknya dirayakan tak hanya postingan di media sosial,” tegas Desainer Didiet Maulana kepada JawaPos.com, Jumat (2/10).

Menurutnya, budaya cinta batik jangan hanya dimaknai sekadar mengenakan busana batik lalu dibubuhkan dengan tanda pagar (hashtag). Akan tetapi menghargai karya batik bisa dengan membeli batik tulis ataupun cap. Bukan batik cetak (printing) dari mesin.

“Mari tunjukkan cinta batik dengan membeli karya batik tulis dan cap agar para pembatik dan pengusaha batik bisa tetap lestari usahanya,” kata Didiet.

Hal senada diungkapkan oleh Pengajar Teknik Batik di Museum Tekstil, Sugeng Riadi. Dia mengajak para milenial bisa menghargai karya para perajin batik. Menurutnya agar milenial menghargai kain batik, mereka harus mempelajari proses pembuatannya maka nanti mereka akan menghargai bahwa batik itu benar2’warisan budaya nenek moyang kita.

“Yang perlu diingat untuk kaum milenial kalau kita bicara batik, kita harus bicara proses pembuatannya. Maka seseorang itu akan memghargai batik. Kalau hanya sbatas memakai belum cukup. Karena batik warisan budaya. Bagaimana kita menghargai proses pembuatannya dari kain polos hingga menjadi kain bermotif dengan teknik batik,” tegas Sugeng.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Nurul Adriyana Salbiah

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles