JawaPos.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Wang Yi. Keduanya menggarisbawahi pentingnya untuk kedua negara bersinergi lebih erat pada tatanan bilateral, regional, dan multilateral. Khususnya dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu akibat pandemi Covid-19.
Mengutip keterangan resminya, pertemuan keduanya masih membahas tentang perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, dan intelegensi artifisial (kecerdasan buatan). Termasuk pertukaran budaya dan masyarakat menjadi topik bahasan utama dalam pertemuan bilateral antara keduanya.
Selain itu, pemerintah RRT akan menindaklanjuti permohonan dari Menko Luhut terkait peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood. Serta sarang burung wallet dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.
Bahkan, Wang Yi bakal mendorong keterlibatan perguruan tinggi RRT dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian dan Inovasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara. “Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30,000 species lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait” ujar Menko Luhut, Minggu (11/10).
Kerja sama Two Countries Twin Parks yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemprov Fujian juga akan ditindaklanjuti oleh Menlu Wang Yi. Menko Luhut mengharapkan kerja sama ini bisa segera direalisasikan.
Di Indonesia sendiri, sudah ada lokasi di Bintan seluas 4000 ha dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik. Konsep kerja sama menurut Menko Luhut juga bisa dikembangkan menjadi Two Countries Twin Parks with Multiple Zones, dengan menyiapkan setidaknya tiga Kawasan Industri yaitu Bintan, Batang dan Aviarna Semarang.
Pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, Bali juga menjadi perhatian Pemerintah RRT. Dalam pertemuan Menko Luhut menyampaikan harapannya agar Pemerintah Tiongkok dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center dan agar perusahaan teknologi seperti Huawei, dan Tencent ikut berinvestasi disana.
Menlu Wang Yi menyatakan bahwa pihak Tiongkok selalu memandang hubungan Tiongkok-Indonesia dari sudut strategis. Kedua negara diharapkan dapat memperkokoh saling percaya politik dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan.
“Kerja sama di berbagai area telah mencapai progress yang luar biasa cepat,” imbuhnya.
Terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, Menlu Wang Yi menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara. Sehingga bisa menjadi peluang bagi perusahaan Tiongkok.
“Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara,” ucapnya.
Selain itu, kerja sama Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Iptek belajar dari pengalaman Tiongkok juga akan menjadi salah satu kerja sama strategis jangka panjang kedua negara. Menlu Wang Yi akan menindaklanjuti permintaan Menko Luhut agar Tiongkok dapat berbagi pengalaman melalui program ini melalui K/L yang terkait.
“Di era pandemic ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule kami, dan ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link