Impor dari Tiongkok Turun Tajam, Tapi Masih Jadi Kontribusi Terbesar

Impor dari Tiongkok Turun Tajam, Tapi Masih Jadi Kontribusi Terbesar

JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,79 persen menjadi sebesar USD 10,78 miliar dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD 11,57 miliar pada Oktober 2020. Jika dilihat secara tahunan, angka impor Indonesia di Oktober tahun ini terkontraksi 26,93 persen dibandingkan Oktober 2019 yang sebesar USD 14,76 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengungkapkan, penurunan kinerja impor Indonesia terlihat dari seluruh penggunaan barangnya. Mulai dari barang konsumsi, bahan baku atau penolong, dan barang modal. Menurutnya, Tiongkok menjadi pangsa pasar impor yang mengalami penurunan tertinggi. “Tiongkok turun USD 709,1 juta,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (16/11).

Selanjutnya, kinerja impor Indonesia dari Brasil juga mengalami penurunan sebesar USD 77,5 juta, lalu Taiwan sebesar USD 63,0 juta, Kanada sebesar USD 59,4 juta, dan Afrika Selatan sebesar USD 53,5 juta.

Kemudian kinerja impor asal negara Singapura, dikatakan Setianto mengalami peningkatan tertinggi sebesar USD 87,5 juta. Disusul oleh Malaysia sebesar USD 62,5 juta, Hungaria sebesar USD 55,9 juta, Australia sebesar USD 44,8 juta, dan Hong Kong sebesar USD 35,9 juta.

Meskipun mengalami penurunan, kata Setianto, pangsa pasar impor Indonesia masih dipegang oleh Tiongkok. Per Oktober 2020, share impor dari negeri Tirai Bambu ini sebesar 28,83 persen atau setara USD 2,80 miliar. Selanjutnya ada Jepang sebesar 7,53 persen atau setara USD 0,73 miliar, dan Singapura sebesar 7,28 persen atau setara USD 0,71 miliar.

“Sementara dari negara ASEAN pangsanya 19,67 persen dengan nilai USD 1,91 miliar, Uni Eropa pangsanya 8,29 persen dengan nilai USD 0,80 miliar,” tutupnya.

Saksikan video menarik berikut ini:

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link

Related Articles