Erick Kaget Ternyata Ada Ratusan BUMN Tersangkut Kasus Korupsi

Erick Kaget Ternyata Ada Ratusan BUMN Tersangkut Kasus Korupsi

JawaPos.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, ternyata kasus korupsi terjadi pada ratusan perusahaan pelat merah saat awal dirinya menjabat sebagai menteri. Erick Thohir mengatakan, dirinya menerima laporan sebanyak 159 BUMN terkait kasus korupsi.

Sebanyak 53 perorangan/korporasi di tubuh BUMN ditetapkan menjadi tersangka. Menurutnya, hal itu terjadi karena belum terbentuk ekosistem yang sehat.

“Bayangin, pertama kali menjabat dapat laporan 159 BUMN kena kasus korupsi, 53 tersangka. Karena apa? bukan menciptakan ekosistem investasi yang sehat tapi berdasarkan project base,” ujarnya secara virtual, Jumat (5/3).

Pengalaman tersebut menjadi alasan Erick ingin membangun ekosistem yang baik di BUMN. Salah satunua melalui sinergi BUMN. Meskipun demikian, sinergi tetap dilakukan berdasarkan fokus bisnis perusahaan itu sendiri.

“Sekarang kita taruh ekosistem kerja sama tetapi sesuai dengan core bisnisnya BUMN tersebut dan partnership, supply chain harus sama-sama menguntungkan, ini jelas, selain ada teknologi dan lain-lain,” jelasnya.

Bahkan, Erick mengaku pihaknya berencana melakukan privatisasi atau swastanisasi BUMN dengan pendapatan di bawah Rp 50 miliar. Namun, untuk melakukan hal tersebut, pihaknya akan duduk bersama dengan DPR dan BPK.

“BUMN yang revenue-nya Rp 50 miliar ke bawah diswastanisasi saja,” imbuhnya.

Menurutnya, BUMN sebaiknya bermain dengan pasar yang besar, sehingga bisa menjadi pemimpin pasar serta dapat berdaya bersaing dengan perusahaan global di dunia. Namun untuk melakukan strategi ini, aspek hukum harus dipenuhi.

“BUMN ngapain main yang kecil-kecil, mendingan main yang gede-gede yang puluhan triliun,” ungkapnya.

Erick mencontohkan, Indonesia sendiri sudah memiliki perbankan yang kuat. Namun, Erick juga mengaku perbankan pelat merah masih perlu perubahan model bisnis agar dapat bersaing di pasar terbuka.

“BUMNnya oke, Mandiri oke, BNI oke, BTN oke. Tapi kita ubah juga bisnis modelnya supaya bisa bersaing di market terbuka,” pungkasnya.

Editor : Estu Suryowati

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link

Related Articles