BANGLI, BALIPOST.com – Petani kopi di Kintamani memperkirakan produksi pada musim panen mendatang akan mengalami penurunan. Penyebabnya karena cuaca hujan beberapa bulan terakhir membuat bunga kopi banyak rontok.
Seperti yang diungkapkan petani kopi di Desa Catur, Kintamani I Gusti Mangku Rupa. Dia mengatakan musum panen kopi berlangsung mulai Mei sampai Agustus.
Dalam musim panen tahun ini, ia pesimis bisa mendapat hasil panen seperti tahun sebelumnya. Ia memperkirakan hasil panen yang didapatnya menurun hingga 40 persen.
Turunnya hasil panen, menurutnya terjadi akibat dampak cuaca. Hujan terus menerus selama beberapa bulan terakhir telah menyebabkan pertumbuhan bunga pada tanaman kopi tidak maksimal.
Bunga kopi jadi banyak rontok. Imbasnya pertumbuhan buah tidak sesuai harapan petani. “Jadi saat musim pembungaan sudah hujan-hujan sehingga bunga banyak rontok. Musim pembungaan berlangsung antara September-Oktober,” ujarnya.
Tidak ada yang bisa dilakukan untuk menyiasati agar produksi kopi bisa bagus. Ia dan petani lainnya hanya bisa melakukan pemeliharaan rutin terhadap tanaman kopinya. “Bagaimana pun pemeliharannya kalau sudah bunganya rontok pasti hasilnya berkurang,” kata Kelian Subak Wanasari Kenjung itu.
Dia biasanya mendapat hasil panen hingga lima ton kopi gelondong merah per satu hektare. Namun, diperkirakan pada musim panen yang akan datang ini ia hanya bisa dapat hasil panen 2 hingga 3 ton.
Menurutnya, produksi kopi lebih bagus jika cuaca kemarau. “Kalau untuk buah-buahan sebenarnya lebih cocok kemarau. Lebih bagus buahnya. Kalau hujan terus menerus rontok,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)
Credit: Source link