JawaPos.com – Harga emas dunia hari ini merosot lebih dari 1 persen ke level terendah lebih dari dua pekan yang disebabkan oleh imbas dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield US Treasury. Sentimen tersebut merusak daya tarik logam kuning yang merupakan investasi berisiko rendah. Selain itu, emas juga tertekan oleh spekulasi untuk pemulihan ekonomi yang cepat di Amerika Serikat.
Mengutip laman Reuters, Selasa (30/3), harga emas di pasar spot merosot 1,1 persen menjadi USD 1.713,36 per ounce. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup anjlok 1,2 persen menjadi USD 1.712,20 per ounce.
Analis Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan, penguatan emas dan perak membutuhkan percikan fundamental. Sementara kebangkitan dolar AS dan peningkatan imbal hasil membatasi minat beli.
Seperti diketahui, Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat terhadap sekeranjang saingannya telah memukul daya tarik emas yang dihargai dalam Greenback bagi investor yang memegang mata uang lain. “Pemulihan cepat ekonomi Amerika Serikat dengan jumlah vaksin yang meningkat, serta pengumuman Presiden Joe Biden pekan ini, adalah sentimen negatif jangka pendek bagi harga emas,” ujarnya.
Biden akan merilis rincian tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara USD 3 triliun dan USD 4 triliun pada Rabu mendatang. Kenaikan imbal hasil juga menantang status emas sebagai lindung nilai inflasi. Sebab, hal itu diartikan sebagai opportunity cost yang lebih tinggi untuk memegang logam kuning yang tidak memberikan bunga.
Adapun logam lainnya, seperti paladium anjlok 5,1 persen menjadi USD 2.537,92. Platinum turun 0,5 persen menjadi USD 1.179 per ounce, dan perak menyusut 1,3 persen menjadi USD 24,71 per ounce.
Sementara mengutip logammulia.com, harga emas yang dijual oleh PT Antam (Persero) hari ini turun Rp 10.000 per gram sehingga dijual di harga Rp 911.000 per gram. Sedangkan harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini juga turun Rp 10.000 ke level Rp 794.000 per gram.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link