JawaPos.com – Para pemimpin dan perwakilan negara-negara ASEAN selesai menggelar ASEAN Leaders Meeting (ALM). Salah satu angenda utamaya adalah membahas terkait krisis politik yang terjadi di Myanmar.
Presiden Brunei Darussalam yang juga Ketua ASEAN, Sultan Haji Hassanal Bolkiah mengatakan, pihaknya bersama dengan pemimpin negara lainnya menyampaikan keprihatinnya terkait banyaknya korban warga setempat yang dilakukan oleh tentara Myanmar.
“Kami menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas situasi di negara tersebut termasuk laporan korban jiwa dan eskalasi kekerasan,” ujar Sultan Hassanal dalam keterangan tertulisnya yang diterima JawaPos.com, Sabtu (24/4).
“Kamu juga mendengar seruan pembebasan semua tahanan politik termasuk orang asing,” tambahnya.
Oleh sebab itu, dari rapat antara pemimpin negara-negara ASEAN ini terjadi lima kesepakatan terkait krisis konflik di Myanmar tersebut.
“Jadi mengenai situasi di Myanmar para pemimpin telah mencapai konsensus,” katanya.
Adapun, ASEAN Leaders Meeting (ALM) yang digelar hari ini dihadiri sembilan orang pemimpin negara-negara di Asia Tenggara.
Mereka adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi), Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, pemimpin militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing.
Baca Juga: Reformasi ASN, Naik Pangkat Tiap Dua Tahun dan Usia Pensiun Ditambah
Baca Juga: KRI Nanggala-402 Tenggelam, AHY: 1 Nyawa Prajurit TNI Sangat Berharga
Kemudian, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Hassin, Menteri Luar Negeri Laos Saleumxay Kommasith, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Diketahui, nyaris tiga bulan kudeta militer, kekerasan di Myanmar belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Kudeta telah memicu gelombang protes besar-besaran.
Korban jiwa terus berjatuhan. Setidaknya sebanyak 739 orang dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar. Sementara sebanyak 3.370 orang ditahan.
Berikut ini adalah lima kesepakatan bersama:
1. Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
2. Para pemimpin sepakat agar diadakannya dialog kontruktif di antara semua pihak yang berkepentingan dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat.
3. utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre.
5. Utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Editor : Dimas Ryandi
Reporter : Gunawan Wibisono
Credit: Source link