JawaPos.com – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi menyampaikan saat ini gairah umat beragama untuk belajar agama meningkat. Dia mengingatkan dalam belajar agama, umat sebaiknya tidak sebatas ngaji atau belajar lewat internet atau sosial media (sosmed).
Zainut mengatakan, belajar agama melalui internet atau media sosial memiliki sejumlah kelemahan. Diantaranya adalah sulit untuk memastikan kesesuaian metode pembelajaran, sanad keilmuan, dan kapasitas pengajar agamanya. ’’Pendidikan model pesantren dapat menjadi jawaban atas meningkatnya semangat masyarakat untuk belajar agama saat ini,’’ katanya Minggu (2/5).
Politisi PPP itu menjelaskan, dengan belajar agama kepada pengajar yang memiliki kapasitas dan sanad keilmuan yang jelas, mencegah terjadinya pembelajaran agama yang keliru. Menurut Zainut, pembelajaran agama yang keliru terbukti berpengaruh pada munculnya eksklusivisme beragama dan intoleransi. Kondisi ini berpotensi memicu konflik di tengah masyarakat. Serta dapat mengancam kesatuan bangsa dan nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya.
Pesan tersebut juga dia sampaikan dalam sambutan wisuda SMP dan SMA Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Sumbawa pada Sabtu (1/5) kemarin. Sebagai institusi pendidikan warisan para ulama, Zainut mengatakan pesantren terbukti telah berhasil melahirkan banyak individu unggul di berbagai bidang.
Baca juga: Dari Ngaji on the Bus sampai Agrowisata Buah
Menurut dia tugas pesantren yang tidak kalah penting adalah menjaga dan mengawal moral, akhlak bangsa, dan menebarkan pemahaman beragama yang toleran. Kemudian pemahaman beragama yang moderat, seimbang, adil, dan berkemajuan.
Editor : Kuswandi
Reporter : Hilmi Setiawan
Credit: Source link