JawaPos.com – Program vaksinasi yang dicanangkan dalam tahun ini diharapkan mampu membawa ekonomi Indonesia kembali tumbuh 5 persen akibat hantaman pandemi. Karena dalam kurun satu tahun terakhir, ekonomi Indonesia terkontraksi akibat virus Covid-19 yang menular dengan sangat cepat dan menimbulkan kesakitan, bahkan kematian.
“Setelah kita divaksin, maka kita merasa tenang, teman-teman juga merasa tenang, sehingga kita bisa bekerja dan berproduksi,” kata Chairman Indonesia Health Economic Association, Hasbullah Thabrany dalam keterangannya, Rabu (5/5).
Dia menyampaikan, secara umum kajian ilmiah menunjukkan bahwa investasi vaksin satu dolar bisa menghasilkan keuntungan ekonomi delapan dolar.
“Katakanlah kita belanja vaksin tahun ini Rp 100 Triliun, namun begitu ekonomi kita tumbuh dengan proyeksi 5 persen, itu luar biasa dampaknya,” ucap Hasbullah.
Hasbullah mengharapkan, semua pemangku kepentingan, pemimpin nasional maupun daerah, sama-sama memperjuangkan vaksinasi sebagai salah satu cara paling efektif, efisien, dan paling cepat untuk memulihkan kesehatan diri dan sekaligus menggerakkan ekonomi di masa depan.
Dia tak memungkiri, sebagian kecil masyarakat memang masih belum memahami manfaat vaksin bagi kepentingan bersama. Karena itu, cara terbaik untuk memberikan kesadaran dan ketenangan bagi keraguan masyarakat adalah dengan memberikan contoh langsung oleh pimpinan dan tokoh masyarakat.
Karena itu, masyarakat perlu diberi pendekatan komunikasi yang lebih baik, agar memahami bahwa kepentingan program vaksinasi adalah kepentingan bersama dan berdampak luas bagi ekonomi nasional. Sehingga pemerintah diharapkan mampu melaksanakan program vaksinasi Covid-19 yang terhitung masif dengan menyasar 181 juta rakyat Indonesia.
“Vaksinasi bukan hal baru bagi Indonesia, kita sudah menjalankannya sejak 50 tahun lalu, mulai dari vaksinasi cacar, polio, BCG, dan sebagainya,” ungkap Hasbullah.
Dia menyebut, dalam kondisi pandemi global seperti ini, vaksin Covid-19 jadi rebutan negara lain, hingga kemudahan akses vaksin Covid-19 perlu dikontrol. “Oleh karena itu perlu adanya kerja sama vaksin melalui organisasi COVAX yang bersama-sama menjamin negara-negara yang kurang beruntung tetap mendapat akses vaksin. Kita bersyukur punya Bio Farma dan berkomitmen dengan COVAX. Tapi kembali lagi, suplai vaksin menjadi kunci kecepatan program vaksinasi kita,” pungkas Hasbullah.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Muhammad Ridwan, ARM
Credit: Source link