JawaPos.com – Dewan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Peter F Gontha memberikan komentar mengenai permasalahan yang membelit kinerja maskapai pelat merah tersebut. Ia mengimbau agar pemerintah dan para pemegang saham dapat bekerjasama untuk menyelamatkan Garuda agar tidak jatuh ke jurang kebangkrutan.
“Garuda tidak boleh dibangkrutkan. Pemerintah bersama pemegang saham lain harus bisa menyelamatkan Garuda,” tulisnya dalam akun Facebooknya, Senin (31/5).
Bahkan, Peter menduga ada perilaku korupsi yang selama ini membuat keuangan Garuda sulit untuk berjalan di jalur yang positif. Sehingga pihaknya meminta instansi atau lembaga pemerintah seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan, dan pihak kepolisian melakukan penelusuran dan melakukan audit forensik keuangan Garuda.
“Di samping kesalahan manejemen selama 20 tahun terakhir, saya meminta BPK, KPK, kejaksaan, kepolisian atau siapapun untuk melakukan audit forensik mengenai korupsi yang terjadi di Garuda selama ini,” tuturnya.
Peter menjabarkan, dugaan tersebut muncul berdasarkan beberapa faktor diantaranya harga sewa Garuda bisa hampir dua kali lipat lebih mahal dari harga di pasar. Selain itu, sampai saat ini terjadi pembelian pesawat yang salah dan tidak tepat untuk tujuannya, dan berbagai hal lainnya yang tidak efisien.
“Kesalahan-kesalahan, korupsi, tidak effisiennya operasi, harus menjadi terang benderang agar jangan Garuda menjadi sapi perah lagi dimasa mendatang,” ungkapnya.
“Saya terpaksa, dengan risiko, menulis ini di media sosial karena masih banyak opsi lain yang kami usulkan terutama untuk awak pesawat yang tidak di dengar oleh pihak-pihak tertentu.Garuda harus diselamatkan! Perusahaan kebanggaan kita, pembawa sang saka merah putih ke berbagai penjuru dunia.Tapi, Saya menulis ini, dengan risiko diminta berhenti dari jajaran Komisaris, tapi tidak apa, agar saya bisa lebih lagi membuka kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja diperusahaan yang kita cintai dan banggakan ini,” tutupnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda mengalami penurunan pendapatan hingga mengalami rugi bersih sebesar USD 1,07 miliar. Posisi tersebut berbanding terbalik dibandingkan catatan pada kuartal III tahun 2019 saat GIAA meraup laba bersih USD 122,42 juta.
Penyebab utama penurunan tersebut lantaran anjloknya pendapatan dari penerbangan berjadwal yang menjadi sumber utama pendapatan perseroan. Kontribusi pendapatan dari penerbangan berjadwal pada kuartal III/2020 tercatat sebesar USD 917,28 juta, jauh dibawah perolehan kuartal III 2019 sebesar USD 2,79 miliar.
Penerimaan perusahaan dari sektor penerbangan tidak berjadwal juga anjlok sangat signifikan. Perusahaan hanya mampu mencetak pendapatan USD 46,92 juta berbanding torehan kuartal III/2019 senilai USD 249,91 juta.
Credit: Source link