JawaPos.com – Pembangunan ekonomi Indonesia, saat ini diarahkan ke pembangunan ekonomi yang rendah karbon. Paradigma baru pembangunan ini, selain dinilai sejalan dengan komitmen global untuk mengurangi tingkat emisi karbon, juga sesuai dengan Paris Agreement. Hal Ini diyakini akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional yang terdampak Pandemi Covid-19.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) & Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan, salah satu upaya memacu kembali laju perekonomian nasional adalah dengan menjalankan Pembangunan Ekonomi Rendah Karbon (LCD).
“Saat ini, pemerintah sedang menggodok berbagai kebijakan untuk mendorong pembangunan rendah karbon,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (23/8).
Suharso mengatakan, pembangunan rendah karbon (LCD) merupakan salah satu prioritas nasional dan sekaligus menjadi instrumen utama untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Dengan instrumen ini diharapkan tercapai produktifitas ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus menurunkan dampak ekologi yang terjadi akibat kegiatan ekonomi yang efek rumah kaca.
Dengan demikian, lanjutnya, dibutuhkan strategi transformasi transisisi yang robust (kokoh), sustainable (berkelanjutan) dengan mempertimbangkan kesiapan sumberdaya, pendanaan, serta teknologi. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kolaborasi multipihak, yakni pemerintah dengan pihak-pihak yang terkait atau para pemangku kepentingan atau stakeholders, khususnya dalam hal pendanaan.
Suharso menyebut, pemeringah saat ini mengalokasi anggaran senilai Rp 23,45 triliun – Rp 34,52 triliun. Besaran nilai anggaran ini hanya 24 persen dari total anggaran yang dibutuhkan.
Editor : Kuswandi
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link