JawaPos.com – Situasi di Sugapa, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, dikabarkan lumpuh setelah kontak tembak yang menewaskan seorang anak kecil pada Selasa (26/10) lalu. Seorang tokoh agama di Sugapa yang enggan namanya disebutkan menyampaikan, hingga kemarin belum ada toko dan kios yang buka. Mama-mama Papua tak berani berjualan di pasar seperti biasanya, apalagi beraktivitas di kebun. Yang ada hanya lalu-lalang mobil aparat.
”Di sini (Sugapa, Red) sunyi sekali seperti kota mati. Warga tidak bisa jalan ke mana-mana. Aparat belum izinkan warga untuk beraktivitas. Semua pedagang dikumpulkan dan berlindung di polres,” ungkapnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin.
Dia menerangkan, sejak Minggu (31/10) malam hingga Senin (1/11) pagi masih terjadi kontak tembak antara TNI-Polri dan kelompok separatis teroris (KST). Bunyi tembakan terdengar dari arah Yokatapa, belakang kantor bupati Intan Jaya, dan di atas Bandara Bilogai. ”Minggu (31/10) ada rumah yang dibakar. Tidak tahu rumahnya siapa,” ujarnya.
Sementara itu, sudah empat hari Bandara Bilogai tidak beroperasi. Hingga kemarin sekitar pukul 14.00 WIT, belum ada pesawat yang masuk Bilogai. Petugas bandara tinggal di mapolres untuk mengamankan diri.
Berdasar laporan warga Intan Jaya, penyebab kontak senjata antara TNI-Polri dan KST bermula dari hilangnya seorang warga bernama Sem Kobogau sejak 5 Oktober. Sem dikabarkan dibawa oknum anggota TNI.
Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Papua Kombespol Faizal Ramadhani menerangkan, anggotanya sudah mencari Sem Kobogau. Namun, dia belum ditemukan. ”Situasi Intan Jaya masih ada tembakan hingga Minggu malam. KKB menembak kodim dan koramil. Tidak ada korban jiwa dalam kontak tembak tersebut,” ucap Faizal kepada Cenderawasih Pos.
Credit: Source link