JAKARTA, BALIPOST.com – Per Selasa (18/1), tambahan kasus COVID-19 mengalami kenaikan tertinggi setelah 3 bulan melandai. Tren kenaikan kasus COVID-19 ini disebabkan oleh varian Omicron.
Oleh sebab itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kita semua mewaspadai tren ini, tetapi tidak perlu bereaksi berlebihan. “Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan,” ujar Presiden dalam pernyataan yang disampaikannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/1), dikutip dalam keterangan persnya.
Untuk menekan laju penularan Omicron, Kepala Negara pun menekankan sejumlah hal. Pertama, Presiden meminta agar masyarakat untuk mengurangi mobilitas. “Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” ujarnya.
Selain itu, Presiden juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk keperluan yang tidak esensial.
“Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” ujarnya.
Presiden memaparkan, berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa varian Omicron memang lebih mudah menular namun memiliki gejala yang lebih ringan. “Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Tapi, sekali lagi, kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah,” ucapnya.
Kemudian, Presiden juga menekankan mengenai pentingnya vaksinasi dalam menghadapi pandemi, termasuk peningkatan kasus Omicron saat ini. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat, baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster.
“Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin (dosis) pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster. Semuanya gratis karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semuanya,” tandasnya.
Menutup pernyataannya, Kepala Negara kembali mengingatkan semua pihak untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sebagai salah satu kunci dalam menghadapi pandemi. “Saya tidak akan pernah bosan untuk terus mengingatkan selalu gunakan masker, menjaga jarak, dan jangan lupa mencuci tangan. Intinya ikuti protokol kesehatan dengan disiplin,” pungkasnya.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 1.362 orang. Kumulatifnya menjadi 4.273.783 orang. Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 564 orang. Total pasien sembuh menjadi 4.120.036 orang (96,5 persen).
Korban jiwa tercatat 9 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 144.183 orang (3,4 persen) selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020. Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 9.564 orang (0,1 persen). Suspek sebanyak 5.132 orang. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link