Jemaah Mendapat Menu Makanan Bercita Rasa Nusantara
JawaPos.com – Pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Zulhijah 1443 Hijriah bertepatan dengan 30 Juni 2022. Dengan demikian, puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah, akan jatuh pada hari Jumat (8/7).
Pelaksanaan wukuf yang bertepatan dengan hari Jumat itu banyak disebut sebagai haji akbar. ”Menjadi istimewa karena hari Jumat sebagai sayyidul ayyam atau pemimpin hari-hari lainnya,” ujar Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Nasrullah Jasam.
Hari Jumat, menurut Nasrullah, memiliki banyak keutamaan.
Ditambah dengan wukuf yang menjadi inti ibadah haji. Itu kemudian dimaknai bahwa wukuf pada hari Jumat merupakan haji akbar.
Hingga kemarin (30/6), persiapan menjelang pelaksanaan puncak ibadah haji terus dilakukan. Saat kunjungan tim DPR ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) kemarin, terlihat sejumlah pekerja melakukan perbaikan-perbaikan kecil. Ada yang membersihkan akses jalan menuju tenda, memastikan saluran listrik, hingga memeriksa fasilitas toilet.
Tim DPR yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VIII Diah Pitaloka memberikan sejumlah catatan terkait dengan layanan untuk jemaah di Arafah. Misalnya fasilitas toilet dan ukuran kasur. Kemudian fasilitas dapur. ”Padahal tinggal seminggu lagi,” katanya.
Diah menegaskan, fasilitas layanan untuk jemaah harus lebih baik daripada musim haji sebelumnya. Sebab, tahun ini ada kenaikan biaya masyair dengan jumlah total Rp 1,5 triliun.
Menanggapi hal itu, Nasrullah menyatakan sudah berkomunikasi dengan syarikah yang mengurusi layanan di Arafah bahwa kenaikan biaya harus sebanding dengan fasilitas untuk jemaah. Dia mengakui, ada sejumlah fasilitas yang belum ditata seluruhnya. Misalnya karpet dan kasur di dalam tenda. ”Sebetulnya setiap tahun bukan dipasang last minute. Tapi, kalau dipasang sekarang, nanti kotor, berdebu. Padahal, jemaah harus mendapatkan yang bersih,” terang dia.
Konsul haji pada KJRI Jeddah itu akan terus mengecek kesiapan layanan puncak ibadah haji, baik di Arafah, Muzdalifah, maupun Mina. Sesuai yang dijanjikan, pada 5 Zulhijah atau 4 Juli, seluruh layanan telah siap.
Sementara itu, Kepala PPIH Arab Saudi Daker Makkah Mukhammad Khanif menjelaskan, fasilitas konsumsi untuk jemaah saat Armuzna dilayani oleh muasasah Asia Tenggara. Sejak jemaah tiba di Arafah hingga kembali ke hotel di Makkah. Dia memastikan bahwa makanan yang disajikan bercita rasa Nusantara. Sesuai dengan menu yang dikirimkan ke pihak muasasah. ”Total ada 16 kali makan,” katanya.
Hingga tadi malam, lanjut Khanif, sudah lebih dari 84 ribu jemaah haji asal Indonesia yang tiba di Tanah Suci. Mereka berasal dari 205 kelompok terbang (kloter). Sebanyak 103 jemaah masih menjalani perawatan karena sakit. Perinciannya, 87 orang di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan 16 orang di rumah sakit Arab Saudi.
Pada bagian lain, tahun ini Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas sebagai amirulhaj. Rabu (29/6), setelah pelaksanaan sidang isbat penetapan 1 Zulhijah, Yaqut memimpin rapat persiapan menjelang pemberangkatan rombongan amirulhaj. Pada kesempatan itu, Yaqut meminta delegasi amirulhaj dapat memacu semangat petugas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh jemaah haji Indonesia.
Yaqut menyampaikan rasa syukur karena sampai saat ini misi pemberangkatan haji berjalan lancar dan baik. Meskipun begitu, pemerintah akan tetap melakukan evaluasi untuk peningkatan layanan haji. Peningkatan layanan haji tahun ini, antara lain, jemaah mendapatkan jatah katering tiga kali sehari selama di Makkah dan Madinah. Tahun sebelumnya hanya mendapat makan siang, makan malam, dan snack roti untuk pagi hari.
Rombongan amirulhaj terdiri atas sejumlah ormas keagamaan Islam dan instansi lainnya. Dari NU diwakili oleh Muhammad Hilal Al Aidid, sedangkan dari Muhammadiyah ada Agus Taufiqurrahman. Ada juga Ali Jasan Bahar (UIN Jakarta), Arif Fachruddin (MUI), Uyun Kamiluddin (Persatuan Islam), dan Masyhuri Khamis Ahmad Kasim (Al Washliyah). Lalu ada Faisol Nasar (Al Irsyad), Mohammad Mukri Wiryosumarto (UIN Raden Inten Lampung), Muhammad Khoirul Muttaqin (Kemenko PMK), dan Oscar Primadi (Kementerian Kesehatan).
Credit: Source link