Harian bisnis Nikkei melaporkan sebelumnya pada Senin (25/7) bahwa Toyota telah membatalkan beberapa pesanan untuk Harrier karena gangguan produksi yang disebabkan oleh penguncian COVID-19 di Shanghai.
Pelanggan diminta untuk mengalihkan pesanan mereka ke Harrier yang lebih baru yang dijadwalkan akan dirilis pada bulan September, kata laporan itu.
Juru bicara Toyota tidak mengomentari rencana tersebut, dengan mengatakan pelanggan dan dealer berkomunikasi satu lawan satu untuk melakukan pembelian alternatif.
Toyota sedang mempertimbangkan kemungkinan dealernya menutupi perbedaan harga, karena model yang lebih baru kemungkinan akan menelan biaya sekitar 100.000 yen (Rp11 juta) lebih, menurut laporan Nikkei.
Pembuat mobil tidak mengungkapkan harga maupun peningkatan model yang lebih baru.
Ini diyakini sebagai pertama kalinya pesanan yang diterima oleh Toyota telah dibatalkan karena masalah pada pembuat mobil, kata laporan itu, mengutip beberapa dealer yang tidak disebutkan namanya.
Sekitar 74.000 unit Harrier dijual di dalam negeri tahun lalu, menurut Asosiasi Dealer Mobil Jepang.
Baca juga: Lima APM Jepang dorong pengembangan infrastruktur EV di Indonesia
Baca juga: Toyota dan mitra kembangkan van dan truk listrik
Baca juga: Toyota ajak turis di kawasan Danau Toba coba mobil listrik
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Credit: Source link