JawaPos.com – Twitter baru saja merilis laporan pendapatan kuartal kedua tahun ini pekan lalu. Revenue Twitter selama kuartal tersebut anjlok dan disebut tidak sesuai harapan.
Sebelumnya USD 1,19 miliar atau setara Rp 17,8 triliun, kini menjadi USD 1,18 miliar alias Rp 17,6 triliun.
Pihak Twitter mengklaim turunannya pendapatan per kuartal itu dipicu oleh Elon Musk. CEO Tesla dan SpaceX itu dituding membawa sial dan menyebabkan pendapatan Twitter menjadi turun tajam, setelah membatalkan rencana akuisisi senilai USD 44 miliar. Hal itu membuat pasar iklan jadi melemah.
Dilansir Business Plus, ketidakpastian kesepakatan akuisisi itu telah menyebabkan para pengiklan di Twitter jadi khawatir. Total pendapatan iklan Twitter hanya naik dua persen atau USD 1,08 miliar (Rp 16,1 triliun). Angka itu meleset dari ekspektasi Wall Street yang mengasumsikan bisa mencapai sebesar USD 1,22 miliar (Rp 18,2 triliun).
Tak hanya revenue, saham Twitter juga dilaporkan turun tiga persen pada perdagangan terakhir pekan lalu. Twitter merilis kerugian bersih USD 270 juta atau setara Rp 4 triliun.
Batalnya Elon Musk bukan satu-satunya alasan Twitter menghadapi masalah pendapatan. Industri periklanan dan kondisi ekonomi secara umum juga dianggap sebagai pemicu.
“Ketidakpastian terkait akuisisi Twitter yang tertunda oleh afiliasi Elon Musk menjadi masalah paling spesifik bagi Twitter,” kata The Verge.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada April 2022 lalu, Elon Musk diketahui berencana membeli Twitter. Beberapa minggu setelah itu, Elon Musk malah mundur dari perjanjian.
Orang terkaya di dunia itu secara resmi mengajukan pengakhiran kesepakatan akuisisi Twitter ke Securities and Exchange Commision. Kini, Twitter dan Elon Musk akan menempuh langkah pengadilan pada Oktober mendatang.
Lewat pengadilan, Twitter berupaya ‘memaksa’ Elon Musk untuk melanjutkan akuisisi Twitter dengan harga yang disepakati sejak awal. Sekadar informasi, Elon Musk pada April lalu menawar Twitter seharga USD 44 miliar atau setara Rp 658,9 triliun. Nilai tersebut setara dengan USD 54,20 per lembar sahamnya.
Credit: Source link