Pasien Cacar Monyet Sempat Kontak Erat dengan Dua Warga Depok

Pasien Cacar Monyet Sempat Kontak Erat dengan Dua Warga Depok

JawaPos.com – Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus melacak kontak erat pasien cacar monyet pertama. Pria berusia 27 tahun itu berasal dari DKI Jakarta dan saat ini sedang menjalani isolasi mandiri di rumah selama 3 minggu. Penelusuran kontak erat atau tracing dilakukan hingga Depok.

Pasien ternyata sempat kontak erat dengan warga Depok. Namun tim tidak menyebutkan siapa identitas warga kontak erat tersebut. Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kesehatan membenarkan terkait adanya 2 warga Depok yang melakukan kontak erat dengan pasien pertama cacar monyet atau Monkeypox. Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan pemeriksaan dilakukan oleh DKI Jakarta. “Ada dua orang warga Kota Depok yang kontak erat dengan pasien terpapar,” ujar Mary kepada JawaPos.com, Rabu (24/8).

Mary menuturkan Dinas Kesehatan Kota Depok tidak mendapatkan informasi lengkap dari Kementerian Kesehatan terkait 2 warga Depok tersebut. Depok berperan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang waspada penularan monkeypox. “Sudah saya sampaikan pemeriksaan dan pemantauan dilakukan oleh DKI Jakarta,” tegas Mary.

Mary mengungkapkan, masyarakat Kota Depok dapat melakukan pencegahan dengan penerapan protokol kesehatan. Tidak hanya itu, masyarakat diminta untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Kami terus sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang monkeypox,” jelas Mary.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan saat ini kegiatan surveilans dan juga pelacakan atau tracing tengah dilakukan oleh petugas. Pelacakan dilakukan kepada siapa saja yang kontak dengan pasien.  Ia juga menyebutkan tak ada rasio pasti berapa orang yang harus dites atau melewati tracing. Tak ada jumlah pasti seperti rasio tracing dan testing pada Covid-19. ’’Kalau Covid-19 itu rasionya 1:15. Jadi jika ada 1 pasien, maka 15 kontak erat dites. Nah monkeypox tidak ada rasio tertentu,” kata Widyastuti.

Tracing selain dengan tes, juga dilakukan pendalaman dengan wawancara untuk memonitoring kasus. Selain itu kegiatan surveilans di lapangan juga terus dilakukan. (*)

Editor : Dinarsa Kurniawan

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Credit: Source link

Related Articles