Wars often begin in times of peace. Ungkapan George R.R. Martin di Fire & Blood itu terwujud di House of the Dragon. Persaingan dan ambisi antar keturunan Klan Targaryen perlahan memanas. Perang merebut Takhta Besi dimulai.
—
HAMPIR dua abad sebelum Daenerys lahir, Klan Targaryen adalah penguasa Westeros. Namun, klan itu –sama dengan yang terjadi di Game of Thrones atau GoT– seakan dikutuk. Pemegang takhta Klan Targaryen tidak pernah memiliki keturunan laki-laki yang bakal mewarisi takhta.
Putra King Jaehaerys Targaryen (Michael Carter) meninggal di suatu tragedi. Lewat pemilihan, takhta diserahkan kepada Viserys (Paddy Considine), yang dipilih dewan pertimbangan kerajaan. Padahal, ada Rhaenys (Eve Best), kandidat unggulan yang merupakan keturunan dari anak pertama Jaehaerys, Aemon. ”Kutukan” yang ditanggung sang kakek seakan diwariskan kepada Viserys.
Viserys tidak kunjung memiliki putra. Dia baru dianugerahi satu putri, penunggang naga andal yang cerdas Rhaenyra (Milly Alcock/Emma D’Arcy). Di persalinan yang dinantikan, dia kehilangan sang istri, Permaisuri Aemma Arryn (Sian Brooke). Bayi laki-laki itu akhirnya hadir. Namun, dalam hitungan jam dia menyusul ibunya.
Sebelum si bayi lahir, Viserys yang yakin akan mendapat keturunan laki-laki mengadakan turnamen jousting alias bertarung di atas kuda. Momen itu dihadiri Daemon (Matt Smith), paman Rhaenyra yang kembali ke Red Keep. Game Penghasil Uang
Setelah sang permasuri dan bayi laki-lakinya meninggal, Viserys yang masih dilanda duka diminta untuk segera menentukan penerus takhtanya. Apakah menyerahkan takhta kepada Daemon, sang adik, atau mengangkat Rhaenyra sebagai pimpinan dan menjadikannya ratu yang sebelumnya tidak pernah ada.
Opsi pertama jelas bukan pilihan baik. Daemon dikenal semena-mena. Dia menghalalkan berbagai cara untuk memenuhi ambisinya. Namun, mengangkat Rhaenyra juga bukannya akan menuntaskan segala masalah.
Di House of the Dragon, HBO seolah membayar tuntas musim penutup GoT yang dinilai mengecewakan oleh banyak orang. Showrunner Ryan J. Condal dan Miguel Sapochnik mengerahkan tim penulis yang kuat. Mereka menjelajah seluruh ”masalah” pada Abad Pertengahan: perebutan kekuasaan, patriarki, dan perang saudara. Tim produksi juga menjawab kritik dari serial sebelumnya lewat perkenalan tokoh non-kulit putih seperti Corlys Veralyon (Steve Touissant) dan Mysaria (Sonoya Mizuno).
Serial yang bakal terdiri atas 10 episode itu ”memperkecil” skala cerita. Cukup di keluarga Targaryen. Meski demikian, House of the Dragon tidak lantas menjadi miniatur GoT. Tim penulis menghadirkan cerita yang lebih intens dan dark. Penokohannya pun digarap lebih matang. Setiap karakter digambarkan kompleks. Tidak ada lagi sosok bernasib serupa Cersei Lannister, yang dibenci habis-habisan. Atau, yang menjadi favorit fans seperti Arya Stark dan Tyrion Lannister.
Persiapan, diikuti eksekusi, matang dari tim cast dan produksi solid itu berbuah manis. House of the Dragon menjadi serial HBO dengan rekor premiere terbaik. Belum sampai sepekan tayang, pada Jumat (26/8), WarnerMedia –induk HBO dan HBO Go– langsung memastikan serial itu lanjut ke musim kedua. Meski merupakan prekuel GoT, House of the Dragon tetap bisa dinikmati secara mandiri.
Condal menyatakan, meski hanya berpusat di keluarga Targaryen, konflik yang dihadirkan begitu megah dan kompleks. ”Ibaratnya, ini opera sabun keluarga bergaya Shakespeare. Ada pembunuhan, pengkhianatan, dan berbagai hal serupa di Targaryen,” ungkapnya. Konflik itu justru terjadi di puncak kejayaan klan penunggang naga tersebut.
Pemeran Ser Harrold Westerling, Graham McTavish, menuturkan, terlepas dari konflik dan latar waktunya, House of the Dragon memiliki kisah yang relevan dengan situasi saat ini. ”Di antaranya, manuver licik dan backstabbing di politik,” ujarnya.
Matt Smith, yang menjadi Daemon, pun beranggapan bahwa perang saudara adalah tema yang terus berulang dalam sejarah manusia. ”Mereka tak pernah lepas dari perang. Dalam beberapa hal, Targaryen adalah keluarga normal. Tapi, di sisi lainnya, mereka adalah keluarga yang aneh dengan seluruh naganya,” katanya.
TRIVIA
• Matt Smith menceritakan, proses tata rias dan rambut memakan waktu 1,5 jam. Dia menyatakan, karakternya punya tiga gaya wig, berbeda dengan tokoh lain yang hanya punya satu gaya.
• Emma D’Arcy (Rhaenyra dewasa) sempat makan malam dengan pemeran Daenerys, Emilia Clarke. Sementara, pemeran Alicent Hightower, Olivia Cooke, sering saling chat dengan pemeran Arya Stark, Maisie Williams.
• Para cast mengakui, pemeran King Viserys Targaryen, Paddy Considine, posesif dengan Takhta Besi. Dia sering melarang cast lain duduk di takhta, termasuk saat replika properti itu dipamerkan di Comic-Con.
• Sebelum mendapat peran Corlys Velaryon, aktor Steve Toussaint sempat mengikuti casting untuk beragam peran di GoT.
• Showrunner Ryan J. Condal berjanji kepada penulis GoT George R.R. Martin bahwa ada tombak berhias replika kepalanya. Sebelumnya, Martin ingin properti itu ada di GoT, tetapi ditolak akibat keterbatasan bujet.
• Miguel Sapochnik mengungkapkan, persalinan Aemma yang ”sadis” menggambarkan proses melahirkan yang berbahaya pada Abad Pertengahan. Ketika ada komplikasi persalinan, suami harus mengambil pilihan: ibu atau anak yang akan diselamatkan.
DALAM ANGKA
5.000 UNIT Kostum yang disiapkan untuk seluruh cast utama, pendukung, hingga extra.
10 BULAN Panjang masa produksi, dua bulan lebih panjang daripada perkiraan tim produksi.
4 ORANG Pembordir yang mengerjakan detail kostum Putri Rhaenyra muda.
40 ORANG Stunt untuk Pangeran Daemon, Putri Rhaenyra, dan Ser Criston Cole.
2.000 ORANG Jumlah tim produksi di tiga negara, yakni di Inggris, Spanyol, dan Portugal.
17 EKOR Jumlah naga yang muncul di sepanjang serial House of the Dragon.
HOUSE OF THE DRAGON
RATING USIA: TV-MA (setara rating D 17+)
SHOWRUNNER: Ryan J. Condal, Miguel Sapochnik, George R.R. Martin (kreator novel)
PENYIARAN: HBO dan HBO Go (di Indonesia)
EPISODE: 10 (telah tayang 1 episode)
JADWAL RILIS; Setiap Senin, mulai 22 Agustus
PEMERAN: Paddy Considine, Matt Smith, Emma D’Arcy, Milly Alcock, Olivia Cooke, Emily Carey, Rhys Ifans
IMDb: 9/10
Rotten Tomatoes: 82%
Credit: Source link