Wasekjen Gerindra, Aryo Djojohadikusumo
Jakarta – Sejak pemerintahan Presiden Jokowi anak Indonesia saat ini mengalami kekurangan gizi hingga 39 persen. Untuk itu, pemerintah tidak perlu bicara digital jika anak Indonesia kekurangan gizi.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra, Aryo Djojohadikusumo, dalam seminar yang digelar Fraksi Partai Gerindra dengan tema “Revolusi Putih untuk Generasi Bangsa yang Sehat dan Berprestasi”, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/3).
Menurutnya, anak Indonesia yang kekurangan gizi saat ini adalah mencapai 39 persen. Menurutnya, bagaimana mungkin Pemerintah menggenjot ekonomi digital, sementara anak Indonesia kekurangan gizi.
“Mohon maaf kepada Pemerintah, buat apa bicara tentang digital kalau anak Indonesia kurang gizi, tertidur setiap kali di sekolah. Gimana kita mau menggadapi era digital, yang kebetulan menarik sekali presiden Jokowi mengangkat isu era digital ini di dalam wisuda calon PNS di istora senayan kemarin,” kata Aryo.
Ia mengingatkan, percuma bicara Pancasila jika anak Indonesia kekurangan gizi. Hal itu sebagaimana dalam sila ke-lima Pancasila. Untuk itulah, kata Aryo, Partai Gerindra sampai sekarang konsen dan mengedepankan pentingnya gizi anak.
“Percuma kita bicara Pancasila kalau anak kita kurang gizi sementara sila kelima tidak terwujud. Saya Pancasila, saya Pancasila, percuma kalau tidak ada keadilan sosial,” tegasnya.
TAGS : Partai Gerindra Aryo Djojohadikusumo Gizi Anak
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/31333/Gerindra-Percuma-Bicara-Pancasila-Anak-Kurang-Gizi/