JawaPos.com – Pernyataan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut akan ada kecurangan pada Pemilu 2024 dianggap sebagai argumentasi lemah. Sebab, tidak ada bukti yang jelas untuk membenarkan pernyataan tersebut.
“Pernyataan SBY alasan tuduhan kecurangan diagendakannya diseting capres cuma 2 paslon. Ini argumentasi tidak kuat,” kata Pengamat Politik Abdul Hakim saat dihubungi JawaPos.com, Sabtu (24/9).
Hakim mengatakan, adanya 2 paslon atau bahkan 4 paslon di Pilpres 2024 merupakan keniscayaan yang bisa terjadi. Terlebih adanya presidential threshold (PT) yang mewajibkan untuk mengusung capres-cawapres minimal memiliki 20 persen suara.
Lemahnya pernyatan tersebut juga karena SBY maupun partai Demokrat malah meminta pihak lain, dalam hal ini pemerintah untuk membuktikan kecurangan yang dimaksud SBY. “Artinya pernyataan yang dikeluarkan, orang lain yang diminta membuktikan, ini logika yang agak menyimpang,” ucap Direktur Eksekutif Skala Survei Indonesia (SSI) ini.
Sebelumnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan kesiapannya turun gunung, karena adanya tanda-tanda kecurangan pada Pemilu 2024. Menurut SBY, ada upaya untuk mengatur Pilpres hanya diikuti oleh dua pasangan capres-cawapres. Hal ini disampaikan SBY pada saat acara Rapimnas Partai Demokrat di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis-Jumat 15-16 September 2022.
“Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi Pemilihan Umum 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil,” ucap SBY.
“Konon akan diatur dalam Pemilihan Presiden nanti yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja yang dikehendaki oleh mereka,” pungkas SBY.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Sabik Aji Taufan
Credit: Source link