JAKARTA, BALIPOST.com – Dengan terus mendorong capaian vaksinasi COVID-19 di Tanah Air, maka potensi berakhirnya masa pandemi COVID-19 di Indonesia dapat dicapai. Demikian dikatakan Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
“Modal vaksinasi dua dosis, bahkan tiga dosis ini sudah tidak bisa mengandalkan (capaian) 50 persen, harus di atas 85 persen, bahkan kalau bisa di atas 90 persen, itu yang harus kita kejar,” kata Dicky Budiman, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (14/10).
Pencapaian vaksinasi, baik dosis kedua atau dosis ketiga sebagai booster (penguat), perlu dikejar agar Indonesia berpotensi mengakhiri masa pandemi COVID-19 pada tahun depan.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin optimistis Indonesia mampu mengakhiri masa pandemi COVID-19 dengan syarat tidak terjadi kenaikan kasus sampai Februari 2023.
Dalam diskusi virtual pada Kamis (13/10), Menkes menjelaskan bahwa apabila bisa melewati periode Desember 2022 sampai Februari 2023 dengan kondisi kasus landai, Indonesia masuk dalam kategori negara yang tidak memiliki kenaikan kasus selama 12 bulan.
Terkait hal itu, Dicky mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 merupakan wabah global, maka pencabutan status pandemi memerlukan arahan dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
“Melihat situasi dunia saat ini, optimisme tentu ada, meski disampaikan akhir tahun ini atau triwulan pertama tahun depan masa krisis pandemi bisa berakhir atau sudah terlihat, ini bicara optimisme, baik global maupun nasional bergantung pada upaya dan indikator,” katanya.
Beberapa kondisi yang dapat berpengaruh untuk mendorong berakhirnya status pandemi seperti ketiadaan varian baru di tengah kondisi yang relatif terkendali saat ini.
“Artinya, untuk mencegah itu kita harus berupaya mengendalikan penularan di masyarakat, dengan cara apa? Kembali ke 3T, 5M dan vaksinasi,” tuturnya. (Kmb/Balipost)
Credit: Source link