Capaian PLN Dukung Transisi Energi di Tanah Air

Capaian PLN Dukung Transisi Energi di Tanah Air

JawaPos.com – PT PLN (Persero) berkomitmen mewujudkan transisi energi untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Hingga saat ini, sederet upaya untuk mendorong energi bersih telah dilakukan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, PLN telah meluncurkan peta jalan atau roadmap pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) hingga 3,5 Gigawatt (GW). Jumlah tersebut lebih besar dari pensiun alami sesuai umur ekonomis pembangkit batubara sebesar 3,2 GW pada tahun 2040.

“Selain pensiun dini, PLN juga telah mengurangi kapasitas PLTU di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dari 27 GW menjadi 13,9 GW. Kami di PLN berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan energi bersih. Oleh karena itu PLN mengambil langkah yang cepat,” kata Darmawan dalam acara Energy Transition Day di Nusa Dua, Bali pada Selasa (1/11).

Tak hanya mengurangi kapasitas PLTU, PLN juga berupaya menurunkan penggunaan batu bara pada pembangkit yaitu dengan mengganti sebagian batu bara dengan biomassa atau co-firing. Skema ini telah diimplementasikan di 33 PLTU dari 48 pembangkit yang tengah diujicoba.

Soal penggunaan bahan bakar selain batu bara, pihaknya telah menerapkan skema co-firing dengan hidrogen dan amonia. Menurut Darmawan, saat ini sudah ada 3 pilot project co-firing hidrogen dan amonia yang berjalan.

Berikutnya, PLN mengembangkan Carbon Capture and Storage (CCS) sehingga bisa menjadi teknologi penyerap emisi karbon dalam jumlah yang besar. Dalam pengembangan ini, PLN telah menggandeng 3 mitra yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Inpex dan Medco Energi.

“PLN juga akan mempercepat pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Dalam RUPTL 2021-2030, tambahan pembangkit energi baru terbarukan mencapai 20,9 GW atau porsinya akan mencapai 51,6 persen dari total kapasitas pembangkit baru,” ujarnya.

Lebih lanjut, PLNJ juga melakukan pengembangan teknologi Smart Grid & Control System. Sistem ini bakal meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi emisi melalui digitalisasi pada setiap lini proses bisnis PLN.

Selanjutnya, PLN memberikan layanan sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC) sebagai salah satu fasilitas yang bisa digunakan berbagai pemangku kepentingan seperti BUMN, pemerintahan, bisnis hingga industri untuk sama-sama menggunakan EBT. Darmawan menyebut, hingga kini hampir 1 Terawatt hour (TWh) REC telah terjual ke berbagai sektor bisnis dan industri dengan jumlah 233 konsumen.

Tak cuma itu, PLN juga terus berupaya mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Salah satunya dengan pengembangan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). “Saat ini sudah dibangun lebih 240 SPKLU di mana 15 mitra siap berkolaborasi untuk mempercepat pengembangan SPKLU ini,” pungkasnya.

 

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link

Related Articles