Bahaya Buat Anak, Simak Tips Menghindari Cyberbullying

Bahaya Buat Anak, Simak Tips Menghindari Cyberbullying

JawaPos.com – Cyberbullying belakangan menjadi isu yang paling disorot di tengah perkembangan dunia digital yang begitu massif. Terutama para orang tua yang memiliki anak yang aktif di media sosial (medsos), cyberbullying begitu ditakuti.

Betapa tidak, anak-anak yang aktif di medsos saat ini juga kerap menjadi sasaran cyberbullying. Dari siapapun, bisa dari lingkungan pertemanan mereka, orang lain bahkan dari lingkungan terdekat keluarga juga tak menutup kemungkinan menjadi pelaku perundungan.

“Cyberbullying adalah masalah yang sangat kompleks dan serius, yang sangat mungkin untuk dialami. Studi menunjukkan bahwa anak-anak sering tidak memberi tahu orang dewasa bahwa mereka mengalami intimidasi. Membangun hubungan saling percaya dengan anak akan membantu orang tua waspada jika buah hati mengalami perundungan,” komentar Andrey Sideko, Lead web content analyst di Kaspersky.

Untuk orang tua yang memiliki anak yang lekat dengan gadget mereka, pakar Kaspersky berbagi tips tentang bagaimana melindungi diri dan anak mereka dari bahaya cyberbullying. Kemudian, penting juga untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan jika mengalami perundungan dan cara melindungi diri sendiri.

Apa yang dapat dilakukan anak-anak untuk melindungi diri dari cyberbullying, simak tips berikut ini:

Menerapkan pengaturan pribadi

Pertama, yang bisa dilakukan orang tua untuk menghindari anak mereka dari bahaya cyberbullying adalah menerapkan pengaturan diri. Ini bisa juga diajari untuk anak Anda agar tidak berbicara dengan orang asing di jalan.

Jadi mengapa kita tidak membicarakan aturan yang sama, tetapi untuk ruang online? Anda juga dapat melakukannya di akun pribadi di jejaring sosial. Panduan tentang cara melakukan ini umumnya tersedia di Facebook, Instagram, Twitter, Twitch, Reddit dan berbagai platform medsos lainnya.

Jangan merespon
Bereaksi dengan kata-kata ofensif hanya akan memperburuk situasi. Mencoba bernalar dengan pelaku intimidasi tanpa partisipasi orang dewasa juga tidak sepadan. Mengabaikan mereka adalah satu-satunya cara untuk melindungi diri Anda dari jurang klarifikasi, hinaan, dan sejenisnya, ajari hal ini juga kepada anak Anda.

Blokir agresor, berikan aduan ke moderator
Banyak situs web dan semua jejaring sosial dapat menambahkan pengguna ke daftar hitam/blokir. Hubungi administrator situs dengan permintaan untuk memblokir perundung. Panduan tentang cara melakukan ini tersedia di Facebook, Instagram, Twitter, Twitch, Reddit.

Mengambil tangkapan layar
Bukti dapat berguna jika Anda perlu menghubungi lembaga penegak hukum. Anda juga dapat mendiskusikan masalah tersebut dengan orang tua pelaku, atau menjelaskan kepada mereka secara pribadi konsekuensi yang mungkin terjadi.

Menghapus akun pribadi secara sementara atau permanen
Meninggalkan media sosial selama beberapa waktu dapat membantu untuk bernapas lega dan fokus pada diri sendiri. Selain itu, perundung akan melihat bahwa pengguna tidak merespons dan dapat kehilangan minat pada korban yang ditargetkan, karena mereka tidak akan mendapat reaksi apa pun.

Kiat untuk orang tua:

Selalu dukung dan dampingi anak
Jika anak dihadapkan dengan cyberbullying, orang tua dapat menjadi pendukung bagi mereka. Tetapi pada saat yang sama, menurut berbagai survei (1, 2), banyak anak-anak justru tidak menceritakan masalah tersebut kepada orang tuanya.

Namun, orang tua dapat memperhatikan tanda-tanda yang mungkin terjadi jika anak mereka di-bully. Secara khusus itu bisa ditandai dengan masalah tidur atau makan, air mata atau kesedihan dengan lekas marah atau menghindari pergi ke sekolah dan menarik diri dari aktivitas menyenangkan yang biasa mereka nikmati.

Melarang bukanlah jawaban
Melarang penggunaan media sosial atau internet bukanlah solusi yang tepat untuk masalah cyberbullying. Langkah seperti itu dapat memperumit hubungan dengan anak mana pun karena mereka dapat menjauh, menarik diri, menjadi kurang bersosialisasi.

Mungkin jauh lebih efektif untuk membantu mereka mengambil sikap kritis terhadap situasi tersebut, untuk “memutuskan” pesan pelaku intimidasi dari kepribadian anak-anak. Selain itu, situasi seperti itu dapat membantu anak-anak memahami apa yang terjadi sebagai pengalaman yang akan membantu mereka membentuk keterampilan untuk melawan agresi dan manipulasi dunia maya.

Tetap berhubungan dengan anak-anak secara online
Pilihan bagus lainnya adalah tetap berhubungan dengan anak Anda di jejaring sosial dan pesan instan. Ini dapat membantu untuk memeriksa postingan anak-anak dan lebih memahami kondisi mereka.

Jangan abaikan bantuan digital
Teknologi saat ini juga dilengkapi dengan sejumlah kontrol orang tua untuk membantu melindungi anak-anak dari materi online yang berbahaya atau tidak pantas. Orang tua juga dapat memanfaatkan aplikasi pihak ketiga, yang menawarkan perlindungan dari konten berbahaya, serta memungkinkan mereka untuk mengatur batas waktu layar, memantau aktivitas online, atau juga melacak lokasi menggunakan GPS.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : Rian Alfianto


Credit: Source link

Related Articles