JawaPos.com– Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan stok barang kebutuhan pokok (bapok) menjelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) cukup dan harga terkendali. Namun menurutnya, harga di pasar ritel modern lebih stabil dibandingkan di pasar rakyat.
Pernyataan ini disampaikan Zulhas usai blusukan alias kunjungan kerja di Superindo Pajajaran dan Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/12).
“Di ritel-ritel modern beli langsung dari produsen utama, punya stok, jadi harganya tidak turun naik. Selain itu, tidak ada tawar-menawar, jadi harganya stabil. Sedangkan di pasar rakyat, dalam satu hari bisa terjadi perubahan harga berkali-kali,” ungkap Mendag Zulhas.
Dari hasil pantauan di Superindo, tercatat harga gula Rp13.500 per kilogram, telur Rp 27.000 per kilogram, minyak goreng
Rp 14.000-21.900 per liter, daging sapi Rp 130.000 per kilogram, bawang putih Rp 26.950 per kilogram, ayam broiler Rp 34.000 per kilogram, serta beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp 12.800 per kilogram.
Sementara itu di Pasar Kebon Kembang, Zulhas mengklaim harga komoditas mengalami penurunan. Seperti telur, cabai rawit, cabai keriting, cabai merah besar, dan bawang merah.
Berdasarkan pantauan SP2KP Kemendag, telur ayam ras dan cabai mulai turun sedangkan komoditas lainnya relatif stabil. Harga rata-rata nasional telur ayam ras Rp 31.500 per kilogram, 8,6 persen di atas harga acuan di tingkat konsumen sebesar Rp 27.000 per kilogram akibat peningkatan permintaan.
“Saat ini harga di tingkat peternak (farmgate) di sekitar Rp 25.000 per kilogram mulai turun dari minggu-minggu sebelumnya yang mencapai Rp27.500 per kilogram,” ujarnya.
Kemudian, harga Cabai tercatat turun sekitar 2,4 persen dibandingkan minggu sebelumnya seiring dengan pasokan dari sentra yang mulai meningkat. Minyakita telah tersedia di 34 Provinsi baik di pasar rakyat maupun ritel modern dengan harga sesuai HET.
Zulhas mengatakan, penurunan ini terjadi salah satunya karena Kemendag telah melakukan kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau APRINDO. Terutama dalam mendistribusikan barang kebutuhan pokok sekaligus sebagai mitra penjualan barang kebutuhan pokok sesuai HET/Harga Acuan.
Mendag Zulkifli Hasan juga meminta pemerintah daerah turun tangan jika terdapat kenaikan harga pangan lebih dari 5 persen dari harga acuan di wilayahnya. Intervensi itu dilakukan melalui subsidi biaya transportasi angkut maupun subsidi harga.
Subsidi bahan pangan itu masuk dalam komponen Belanja Tidak Terduga (BTT) yang diambil 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU) setiap daerah.
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link