JawaPos.com – Jakarta, Beberapa waktu belakang, sosok Asrorun Nian Sholeh identik dengan kegiatan di luar kampus. Mulai dari jadi pimpinan MUI, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sampai menjadi Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora. Pada momen peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama (Kemenag) di Jakarta (3/1), Asrorun dikukuhkan sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Surat pengangkatan sebagai guru besar itu ditandatangani Menag Yaqut Cholil Qoumas. Kemudian diserahkan oleh Sekjen Kemenag Nizar Ali. Didampingi juga oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag M. Ali Ramdhani. Asrorun menyampaikan rasa syukur atas pengangkatan sebagai guru besar pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Pencapaian jabatan akademik guru besar itu, sebagai bentuk pengakuan atas konsistensi Asrorun di bidang akademik. Dia mengakui banyak berkiprah di pemerintahan dan berbagai ruang perkhidmatan. Meski secara formal selama ini dia memperoleh penugasan di luar kampus, namun selama ini Asrorun mengatakan tidak pernah meninggalkan dunia akademik.
“Masih terus mengajar. Gen saya adalah gen kampus,” kata Asrorun. Dia menyampaikan gelar guru besar atau profesor itu, sebagai wujud pengakuan akademik yang harus dipertanggungjawabkan.
Dia menegaskan jabatan guru besar itu sebagai amanah yang menuntut adanya tanggung jawab. Di satu sisi sebagai pengakuan atas capaian akademik. Tetapi di sisi lain ada tanggung jawab untuk terus meningkatkan kapasitas dan kontribusi akademik. “Sehingga meningkatkan perkhidmatan dalam mewujudkan kemaslahatan yang lebih luas,” ujarnya.
Sebagai informasi, doktor bidang hukum Islam itu, selama ini memperoleh penugasan di berbagai bidang perkhidmatan. Selama dua periode diberi amanah sebagai Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebagai Ketua KPAI hingga 2017. Setelah itu Asrorun diberikan amanah sebagai Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, hingga kini. Selama penugasan tersebut, Asrorun tidak pernah meninggalkan aktifitas Tri Darma Perguruan Tinggi, termasuk mengajar di kampus. Dia juga aktif menulis dan mempublikasikannya dalam bentuk opini media massa, artikel jurnal, dan juga dalam bentuk buku.
Asrorun juga dikenal sebagai sosok di balik lahirnya fatwa-fatwa MUI. Ia menjadi pengurus Komisi Fatwa MUI sejak 2005, sebagai Wakil Sekretaris dan kemudian sebagai Sekretaris Komisi Fatwa selama sepuluh tahun. Saat ini ia mengemban amanah sebagai Ketua MUI Bidang Fatwa. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Hilmi Setiawan
Credit: Source link