JawaPos.com – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menginstruksikan kepada seluruh jajarannya untuk menjaga kondusivitas di wilayahnya masing-masing. Hal ini dilakukan berkaitan situasi politik yang diindikasikan akan semakin memanas pada 2023.
Yaqut mengingatkan kepada ASN Kementerian Agama bahwa agama seringkali dijadikan sebagai instrumen dalam kontestasi politik. Hal seperti ini harus diantisipasi dini dan jangan dibiarkan agar tidak menjadi benih konflik dan memecah belah keamanan bangsa. Karena itu, dia meminta para pejabat Kemenag, pusat dan daerah, perlu melakukan Langkah mitigasi dan antisipasi dini.
“Saya mengingatkan kembali, 2023 sudah menjadi tahun yang diindikasikan tahun politik yang penuh kerawanan, terutama penggunaan agama sebagi instrument politik. Karena itu, saya perintahkan untuk semua agar mengantisipasinya,” kata Yaqut, Rabu (4/1).
Yaqut memerintahkan para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi dan Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota agar lebih sering bersilaturahmi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat, hingga ke lapisan yang paling bawah.
“Lebih sering silaturahmi ke tokoh masyarakat, bupati, gubernur, tokoh agama, pengurus rumah ibadah, kalo perlu ke RT dan RW untuk menghidari politisasi agama. Mau tidak mau, situasi politik ke depan Kemenag memiliki peran penting,” tegasnya.
“Kita perlu konsentrasi penuh untuk meminimalisir praktik politisasi agama,” tambahnya.
Yaqut meminta para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) terlibat aktif dalam memberikan narasi-narasi positif guna menghindari konflik atas nama agama di tahun ini. “Libatkan dosen agar aktif membangun wacana yang positif tentang kebangsaan dan toleransi beragama,” jelasnya.
Editor : Nurul Adriyana Salbiah
Reporter : Sabik Aji Taufan
Credit: Source link