Serpihan ledakan bom di Nigeria (Foto: Ilsutrasi)
Jakarta, Jurnas.com – Afrika Selatan sementara waktu menutup kedutaannya di Nigeria setelah serangan yang menargetkan bisnis milik Afrika Selatan yang beroperasi di negara itu.
“Saya dapat mengonfirmasi, kami telah menutup sementara kedutaan kami di Nigeria sementara kami menilai situasinya,” kata Lunga Ngqengelele, juru bicara Departemen Hubungan Internasional dan Kerjasama (DIRCO), kepada Anadolu Agency melalui telepon, Kamis.
Ia mengatakan, DIRCO mengambil keputusan itu untuk memastikan keselamatan stafnya di tengah kerusuhan yang menargetkan usaha milik warganya di Nigeria.
Pengunjuk rasa di Nigeria dan Zambia menyerang bisnis milik warga Afrika Selatan sebagai balasan atas serangan yang sama terhadap bisnis milik asing di Johannesburg dan Pretoria.
Pada Rabu (4/9), sejumlah bisnis Afrika Selatan termasuk raksasa telekomunikasi MTN, toko ritek Shoprite dan televisi MultiChoice terpaksa menutup kantor mereka di Nigeria akibat serangan balasan.
“Kami telah berkomunikasi dengan pemerintah Nigeria dan mereka telah meyakinkan kami bahwa bisnis milik Afrika Selatan akan dilindungi,” kata Ngqengelel
Ia juga mengingatkan warga Afrika Selatan yang bekerja di berbagai bagian benua itu untuk waspada.
Dalam sebuah pernyataan sebelumnya, DIRCO mengatakan bahwa pemerintah Afrika Selatan telah mengambil langkah tegas terhadap para pelaku kekerasan.
“Penangkapan telah dilakukan dan polisi terus memantau situasi di daerah-daerah yang terkena dampak, khususnya di provinsi Gauteng [di mana Johannesburg & Pretoria terletak] dan KwaZulu-Natal,” kata departemen itu.
Juru bicara DIRCO menekankan bahwa Afrika Selatan adalah masyarakat multikultural yang mempromosikan interaksi di antara orang-orang dari latar belakang yang berbeda.
“Konstitusi kami melindungi hak-hak semua orang yang tinggal di negara itu, baik warga Afrika Selatan maupun warga asing,” kata Ngqengelele.
TAGS : Afrika Selatan Nigeria
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/58838/Afrika-Selatan-Tutup-Kedutaan-di-Afrika/