JawaPos.com – Ketika polemik dualisme Partai Demokrat menyeruak, sosok Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko nyaris tidak pernah muncul di hadapan publik. Tapi hari ini, Jumat (26/3), dia menghadiri puncak hari ulang tahun Ikatan Keluarga Alumni Universitas Terbuka (IKA UT) ke-31 di kampus UT Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Mantan Panglima TNI itu saat ini menjadi Ketua Umum IKA UT. Dalam kegiatan yang disertai penyerahan tumpeng ke Rektor UT Ojat Darojat tersebut, Moeldoko membawakan pidato dengan sejumlah isu. Di antara yang menjadi sorotannya adalah paham radikalisme serta intoleransi yang mengancam keberagaman bangsa Indonesia.
’’Saya selalu lantang soal keberagaman. Sekarang ini muncul paham radikal, intoleransi, tarikan ideologi kuat di mana-mana,’’ kata Moeldoko yang juga menjadi Ketua Umum Partai Demokrat hasil KLB Sumatera Utara itu. Dia mengatakan saat ini pemerintah sedang menyiapkan generasi emas 2045 nanti.
Jangan sampai gerakan radikal dan intoleransi tersebut mengacaukan upaya bangsa Indonesia menyambut 100 tahun kemerdekaan kelak. Sehingga gerakan radikalisme dan intoleransi harus diperangi bersama-sama. ’’Bukan soal politik praktis lima tahunan,’’ tuturnya.
Dia menegaskan saat ini semua elemen bangsa Indonesia sedang mengarahkan negara untuk lurus ke depan. Tanpa dihambat rintangan ideologi. Di mana pada akhirnya rintangan ideologi itu dapat menghambat tujuan negara menuju Indonesia Emas 2045.
Moeldoko mengatakan bangsa Indonesia memiliki kodrat sebagai bangsa dengan berbagai agama, suku, dan lainnya. Semua komponen bangsa harus bertekad bersama-sama tidak memberi ruang kepada intoleransi. Dia menegaskan intoleransi dan radikalisme tidak boleh dibiarkan. ’’Ruang intoleransi harus dipersempit bersama. Jangan dikasih ruang,’’ tuturnya.
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Hilmi Setiawan
Credit: Source link