JawaPos.com – Menteri Pertambangan dan Energi Periode 1978-1988 Subroto, Rabu (20/12) menghembuskan napas terakhirnya. Ia dikenal sebagai sosok yang berjasa pada sektor energi Tanah Air.
Subroto wafat di Jakarta pukul 16.25 WIB, Rabu (20/12) pada usia 99 tahun. Tadi malam pukul 20.00 jenazah “Tokoh Minyak Segala Zaman” itu dimandikan di kediamannya. Rencananya hari ini almarhum akan disemayamkan di Kementerian ESDM kemudian dimakamkan di TMP Kalibata pada 14.00 WIB.
Bagi Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sosok Subroto sangat dikenang. Kepada Jawa Pos, Ahok menceritakan bahwa ia pernah menemui Subroto untuk ‘berguru’.
Maklum, sepak terjang Subroto memang sudah dikenal di sektor energi. Ahok yang menjadi Komisaris Utama Pertamina pun meminta wejangan kepada sosok tersebut.
“Saya pernah temui beliau untuk mendapatkan masukan tentang Pertamina. Saya sudah terkesan dengan beliau sejak beliau masih menteri dan menjabat presiden OPEC,” jelasnya kepada Jawa Pos, Rabu (21/12).
Kesan mendalam Ahok kepada sosok Subroto memang dimaklumi. Sebab, Subroto pernah menjabat sebagai Presiden Konferensi OPEC periode 31 Oktober 1984-9 Desember 1985.
Setelah itu, beliau terpilih menjadi Sekretaris Jenderal OPEC selama dua periode (1988-1991 dan 1991-1994). Saat menjabat itulah, ia memainkan peran penting sebagai mediator yang menonjol. Terutama saat pria kelahiran 19 September 1923 itu mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC.
Di tingkat global, Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia. Julukan yang diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara OPEC.
Ahok pun mengamini hal itu, baginya, Subroto adalah ‘guru’ yang patut diteladani karena kerendahan hatinya. “Beliau sangat menguasai urusan energi, dan juga sangat rendah hati,” katanya.
Credit: Source link