200 Ribu Ton Beras Impor Tak Akan Ganggu Harga Beras Petani

JawaPos.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan 200.000 ton beras impor yang siap-siap masuk ke Indonesia tidak akan mengganggu harga beras petani. Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, beras impor hanya digunakan untuk kegiatan pengendalian harga dan pemenuhan pangan di tengah kondisi darurat/bencana melalui Perum Bulog.

Bahkan, pihaknya menjamin bahwa penggunaannya akan diawasi secara ketat untuk memastikan tidak masuk ke pasar.

“Kita pastikan betul beras komersial (impor) ini tidak akan mengganggu beras dalam negeri produksi petani,” kata Arief dalam keterangan resmi, Selasa (6/12).

Lebih lanjut, Arief menjamin bahwa hingga saat ini pemerintah sangat berpihak penuh terhadap petani lokal. Namun, impor dipilih semata-mata untuk memperkuat dan memenuhi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Gudang Bulog yang kian menipis.

“Pemerintah berpihak penuh kepada para petani lokal, sehingga keberadaan cadangan ini akan dijaga agar tidak merusak harga beras petani. Kita juga secara konsisten terus memantau dan menjaga harga penyerapan gabah/beras lokal di tingkat petani tetap wajar. Misi kita mewujudkan petani sejahtera, pedagang untung, masyarakat tersenyum,” lanjutnya.

Arief mengungkapkan upaya pemenuhan beras impor ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk memastikan kebutuhan pangan seluruh masyarakat terpenuhi. Dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Jokowi kembali mengingatkan agar kita semua waspada, sehingga kebutuhan beras harus betul-betul dihitung.

Jokowi juga meminta dalam pemenuhan kebutuhan beras ini Kementerian dan Lembaga terkait saling berkoordinasi dan berkolaborasi. Baginya, pemenuhan cadangan beras ini tidak serta-merta menunjukan produksi beras nasional tidak mencukupi.

Diberitakan sebelumnya, Koordinator Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen TP) Batara Siagian mengatakan, Dirjen Tanaman Pangan telah melayangkan surat resmi ke Dirut Bulog soal data ketersediaan beras berikut lokasinya secara terperinci.

Hal ini dilakukan sesuai dengan Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyanggupi stok cadangan beras pemerintah (CBP) dari dalam negeri untuk gudang Bulog.

“Hal ini tentu sebagai komitmen kami meyakinkan data BPS tidak ada keraguan sesungguhnya, karena faktanya di lapangan beras ada. Namun tentu dengan variasi harga tergantung lokasi,” jelas Batara dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (1/12).

Batara berharap, Bulog dapat segera menyerap beras tersebut dan tidak perlu melakukan importasi beras karena petani lokal masih sangat mampu memenuhi kebutuhan gudang Bulog.

Ia mengatakan, dibandingkan produksi secara nasional sebenarnya kebutuhan gudang cadangan beras Bulog sangat kecil. Sehingga, tidak mungkin tidak dapat terpenuhi.

“Saat ini pun petani sedang berproduksi, dan bulan Februari – Maret stok akan melimpah. Kami mohon masa panen raya bisa dimaksimalkan penyerapan,” lanjutnya.

 

Editor : Banu Adikara

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link