YOGYA, KRJOGJA.com – Pertumbuhan ekonomi DIY didorong dari konsumsi 64,3%, utamanya dari kegiatan ekonomi dan turunannya. Jika aktivitas pariwisata menurun, dapat dipastikan ekonomi DIY akan menurun. Artinya, pertumbuhan ekonomi DIY masih mengandalkan mobilitas masyarakat atau dengan kata lain identik dengan ekonomi Kerumunan. Selain dari kegiatan pariwisata dan turunanya, hal tersebut tercermin dari kegiatan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai sekitar 65% sebelum pandemi Covid-19.
“Jika parkir bus wisata depan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY penuh, dapat digunakan sebagai salah satu indikator ekonomi DIY mulai tumbuh melalui aktivitas pariwisata,” ujar Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Miyono dalam diskusi terbatas masalah pangan dan inflasi kerjasama BI DIY, ISEI DIY, Kafegama DIY dan SKH Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta, Rabu (30/3/2022).
Miyono menyampaikan lonjakan harga pangan global diperkirakan akan ikut terasa sampai ke Indonesia. Mengingat masih terdapat komoditas pangan yang hingga saat ini masih dipenuhi impor. Namun, pengaruh tersebut tidak akan dirasakan sepenuhnya. Kenaikan harga pangan tersebut akan ditransmisikan ke harga domestik terutama yang dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan dari pasokan dalam negeri.
“Peningkatan harga produk global batubara, kedelai, CPO dan sebagainya, berdampak pada harga domestik. Ujungnya, harga sejumlah kebutuhan pokok melonjak. Fenomena ini menjadi sinyal, terjadi transmisi kenaikan harga pangan global terhadap komoditas pangan lokal,” kata Kepala Perwakilan BI DIY Budiharto Setyawan.
Credit: Source link