JawaPos.com – Tiap perempuan memiliki definisi kesuksesan yang berbeda-beda. Demi meraih kesuksesan, salah satunya diperlukan faktor kepercayaan diri yang tinggi. Sejumlah cara dan teknik dapat dilakukan untuk membangun kepercayaan dirinya demi mendukung kegiatan sehari-hari, tidak terkecuali bagi perempuan berhijab.
Sebagai seorang perempuan, terutama seorang hijaber yang aktif dalam beraktivitas sehari-hari, seringkali kita merasa hijab dan pakaian kita menjadi bau apek, yang dapat membuat kita menjadi tidak percaya diri. Aroma wangi di setiap sentuhan para hijab dan pakaian dapat meningkatkan rasa percaya diri sepanjang hari.
“Dengan percaya diri maka akan terpancar dimensi Royale (bangsawan) yang elegan dan memesona dalam diri,” ujar Brand Manager Royale Parfum Series by SoKlin Hijab Blue Sapphire Catherine Florencia dalam keterangan resmi baru-baru ini.
Menurut Psikolog Keluarga dan Pengembangan Diri Dessy Ilsanty, membangun kepercayaan diri merupakan perjalanan yang tidak singkat. Perempuan dengan berbagai kesibukan, peran, dan tuntutan dalam hidupnya terkadang harus menunjukkan kepercayaan diri ketika sedang menghadapi suatu situasi, demi mengejar cita-cita yang ingin diraihnya.
“Kepercayaan diri seorang perempuan dapat terbangun karena beberapa faktor, di antaranya penampilan yang menarik, baju yang keren, wangi, dan interpersonal skill seperti kemampuan komunikasi yang baik, hingga gerakan tubuh. Itu semua dapat dipelajari dan dibentuk, walaupun memerlukan perjalanan yang tidak singkat,” jelas Dessy.
Mengenal Power Posing
Menurut Dessy, ada cara praktis untuk membangun kepercayaan diri pada seorang perempuan, seperti power posing atau berpose. Power posing bisa dilihat sebagai tips praktis dalam membangun rasa percaya diri secara cepat.
“Belum tentu bertahan lama, tetapi paling tidak ketika seseorang butuh untuk memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi di saat tertentu, tips praktis ini bisa dengan mudah dilakukan,” ujar Dessy.
Hal yang paling mudah dan sering orang lakukan adalah dengan mengangkat dagu atau chin up. Ini dianjurkan untuk dilakukan agar ia tampak sebagai orang yang percaya diri untuk tampil menghadapi orang lain.
Lalu kemudian berdiri tegak, punggung tidak membungkuk ketika duduk sekalipun. Power posing bisa menjadi alat komunikasi. Dengan melakukan power posing, kita seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa kita punya ‘power’. Supaya tidak hanya ‘power’ saja yang tersampaikan kepada orang lain, tampilkan komunikasi non verbal lainnya, seperti senyuman dan pandangan mata yang bersahabat.
“Imbangi dengan komunikasi verbal yang menyampaikan pesan bahwa kita bukan sekedar orang yang punya power, tetapi juga sifat-sifat baik lainnya,” tutup Dessy.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link