YOGYA, KRJOGJA.com – Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Juni 2022 tercatat 0,52% (mtm). Dengan capaian tersebut, secara tahunan inflasi DIY pada 2022 berada pada level 5,33% (yoy) atau berada di atas sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3 ± 1% (yoy). Pada akhir triwulan II 2022, Inflasi DIY tercatat melambat dibandingkan capaian pada bulan sebelumnya (0,75%, mtm).
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Tantan Heroika mengatakan inflasi terutama bersumber dari berlanjutnya kenaikan harga komoditas hortikultura seperti aneka cabai dan bawang merah akibat faktor cuaca serta komoditas telur ayam akibat faktor cost-push. Meski demikian, penurunan harga tiket penerbangan seiring berlalunya puncak festive season HBKN Idul Fitri menahan kenaikan inflasi lebih tinggi.
“Upaya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dalam membangun diskusi dengan maskapai terkait tren kenaikan harga komoditas angkutan udara pada awal triwulan II yang lalu berdampak positif terhadap penambahan frekuensi penerbangan,” ujarnya di Yogyakarta, Minggu (3/7/2022).
Berdasarkan disagregasinya, Tantan menyampaikan inflasi DIY pada Juni 2022 didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation) dan kelompok harga pangan bergejolak (volatile food). Sementara itu, kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) mengalami deflasi. Peningkatan daya beli masyarakat mendorong peningkatan inflasi kelompok inti (core inflation).
“Dari kelompok volatile food, andil inflasi terbesar berasal dari komoditas hortikultura, yakni cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit, yang masing-masing menyumbang andil 0,10% (mtm), 0,10% (mtm), dan 0,09% (mtm). Komoditas pangan hortikultura sangat sensitif terhadap curah hujan yang tinggi karena secara langsung berdampak pada kualitas dan kuantitas hasil panen,” paparnya.
Credit: Source link