Auditor BPK, Ali Sadli bersiap menjalani pemeriksaan di gedung KPK
Jakarta - Kepala Sub Auditorat III Auditorat Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Sadli tak membantah memiliki sederet mobil mewah. Jeep Wrangler Rubicon tahun 2014 salah satunya.
Hal itu terungkap saat Ali menjalani pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (2/2/2018). Menurut Ali, mobil itu dibelinya seharga Rp 416 juta. Ali mengklaim mobil pabrikan Amerika itu dibeli dengan uang hasil honor perjalanan dinas.
“Oh itu cicilan. Semua dari perjalanan dinas saya. Rp 416 juta total dari uang perjalanan dinas,” ucap Ali.
Selain dari gaji pokok, Ali mengklaim mendapatkan pendapatan lainnya berhubungan dengan pekerjaan. Di antaranya dari honor serta perjalanan dinas.
Menurut Ali, dari 2010 hingga 2017, honor yang ia kumpulkan dari perjalanan dinas mencapai sekitar Rp 400 juta. Sementara pendapatannya selama di BPK mencapai Rp 2,2 miliar.
“Honor itu saya setahun ada 7 sampai 8 tim pak. Honor saya satu tim itu sebulan bisa Rp3-4 juta, Jadi, total setahun bisa Rp50-60 juta dari honor tim saja. Dan itu kan ada perjalanan dinas juga,” ujar dia.
Ali pun tak membantah pernah 11 kali ganti mobil. Ali mengaku pernah menggunakan mobil kelas menengah hingga mobil mewah. “Memang mobil-mobil ini yang mulia, bukan semua saya beli langsung. Gonta-ganti, bahkan sampai 11 kali ganti,” ucap Ali.
Pada 2014, kata Ali, dirinya pernah membeli Honda Jazz IDSI. Mobil itu kemudian diganti dengan Honda Jazz Vtec. Ali kemudian mengganti Honda Jazz dengan Suzuki Grand Vitara 2006. Mobil itu kemudian dijual dan diganti Honda CRV 2011.
“Setelah itu saya mencicil Honda Accord,” tutur Ali.
Ali setelah itu menggantiya dengan Mazda 6. Ali kemudian mengganti dengan Mercedes Benz a45. Selain Jeep Rubicon, Ali juga mengaku pernah membeli Honda Freed, Nissan Serena, Ford Focus dan Mini Cooper, dan Toyota Vellfire.
Dalam surat dakwaan, Ali diduga menyamarkan uang yang diperoleh dari gratifikasi. Uang senilai lebih dari Rp 10 miliar diubah bentuk menjadi berbagai aset. Beberapa aset yang digunakan untuk menyamarkan berupa kendaraan mewah.
Pembelian aset itu diduga sebagai upaya untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan. Itu dimaksudkan agar harta kekayaan yang berasal dari gratifikasi, seolah-olah bukan dari suatu kejahatan.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin