Direktur Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbang (BBKFP) Bagus Sunjoyo.
Curug, Jurnas.com – Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan (BBKFP) optimistis mampu meraih pendapatan Rp119 tahun ini dalam bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Realisasi hingga Oktober telah mencapai Rp90 miliar lebih. Masih ada beberapa piutang jasa kalibrasi yang belum dibayar. Kami optimistis target pendapatan tahun ini tercapai,” kata Kepala BBKFP Bagus Sunjoyo di Curug, Tangerang, Rabu (15/10/2019).
Saat ini BBKFP memiliki 4 Strategic Business Unit (SBU) yang yang berada di bawah divisi pengembangan usaha. Keempat SBU tersebut adalah Flight Inspection Service Provider (Kalibrasi dan Peneraan); Air Charter AOC 135-031; Training Center CASR 142, dan Approve Maintenance Organization (AMO) CASR 145.
“Ada juga bidang usaha lain seperti penyewaan hanggar,” kata Bagus.
Hingga saat ini pengguna jasa BBKFP masih didominasi oleh instansi pemerintah seperti kementerian dan BUMN. Diantaranya adalah Bakamla, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Airnav Indonesia, PT Angkasa Pura I, dan PT Angkasa Pura I.
“Meskipun demikian ada juga pengguna jasa dari pihak swasta, termasuk dari luar negeri yakni bandara di Timor Leste,” katanya.
“Kami juga sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan pemerintah Vietnam dan beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika,” sambung Bagus.
Bagus menambahkan, pada tahun ini BBKFP memasang target penerbangan kalibrasi sebanyal 1.145 jam. Hingga Oktober ini realisasi penerbangan kalibrasi telah mencapai 1.090 jam.
“Hingga akhir tahun nanti kami yakin target 1.145 penerbangan kalibrasi dapat tercapai. Masih ada beberapa bandara yang belum rampung kalibrasinya,” ujar Bagus.
TAGS : Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan BBKFP Perhubungan Udara kalibrasi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin