JawaPos.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi terhadap kontribusi Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI). Menurutnya, sebagai sistem perekonomian yang identik dengan tradisi kemandirian layanan kepada konsumen, dan komitmen pertumbuhan kewirausahaan yang menjanjikan.
Menurutnya, penjualan langsung adalah salah satu sektor perekonomian yang dapat diandalkan. Asosiasi yang berafiliasi dan diakui oleh Federasi Penjualan Langsung Dunia (WFDSA), APLI terus tumbuh dan berkembang. Hingga saat ini telah memiliki anggota sebanyak 108 perusahaan yang bergerak di bidang penjualan langsung (direct selling).
“Hal ini tentunya tidak lepas dari fakta bahwa bisnis penjualan langsung telah memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional,” kaya Bamsoet dalam APLI Convention 2021, di Jakarta, Rabu malam (12/1).
Bambang mengungkapkan, kontribusi positif kontribusi APLI tecermin pada besarnya transaksi penjualan yang cukup signifikan. Pada tahun 2019 ketika kondisi perekonomian tengah mengalami kelesuan, bisnis penjualan langsung tersebut mencatatkan transaksi lebih dari Rp 16,3 triliun.
Selain itu, lanjutnya, sektor penjualan langsung juga berkontribusi dalam membuka lapangan kerja yang mampu menampung dan menyerap angkatan kerja dari berbagai lapisan. Dalam prosesnya, bisnis ini juga melibatkan jutaan mitra usaha sehingga mampu mendorong pertumbuhan perekonomian rakyat.
Disisi lain, bisnis penjualan langsung ini juga turut berjasa dalam menjaga dan melindungi produk dalam negeri, yang mana lebih dari separuh, atau sekitar 51,86 persen, produk yang dijual adalah produk dalam negeri.
Bambang menyebut, kesadaran terhadap perekonomian Indonesia di masa depan tidak tercipta secara tiba-tiba, namun dibentuk oleh sebuah proses panjang dan bertahap. Apa yang dilakukan pada hari ini, akan menentukan wajah perekonomian di masa depan.
Ia melanjutkan lebih jauh, untuk memajukan perekonomian nasional, Indonesia membutuhkan kemampuan daya saing yang tangguh. Di era disrupsi yang menutut digitalisasi pada semua aspek kehidupan, literasi teknologi telah menjadi keniscayaan.
“Seiring perbaikan kondisi pada sektor kesehatan masyarakat dan kehidupan sosial ekonomi setelah hampir 2 tahun terdampak pandemi Covid-19, kita harus mampu berfikir visioner, dan menatap masa depan dengan penuh optimisme,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link