Banjir di China (Foto: Financial Tribune)
Jakarta – Sekitar 50 orang tewas terseret banjir di China karena tingkat air dari 60 sungai meluap hingga melebihi titik perkiraan
Changsa, ibu kota provinsi Hunan, mencatat hampir perminggunya banjir mencapai setengah meter. Jumlah ini jauh di atas rata-rata dan mendekati apa yang diperkirakan sepanjang Juni, Juli, Agustus dan September yang digabungkan
Sungai Laodao, anak sungai untuk Yangtse melebihi kedalaman sebelumnya dan membuat rekor baru tahun ini. Di kedalaman 40 meter dengan tanggul pasir sepanjang 5 km gagal menyelamatkan Changsa dari banjir.
Naiknya permukaan air menghantam Pulau Orange, tempat wisata populer di Changsha. Ia hampir tenggelam sepenuhnya, hanya atap dan pepohonan yang memuncak yang tampak di atas permukaa air.
Menurut Markas Besar Pengendalian Banjir dan Kekeringan Negara Bagian, hujan deras yang terus berlanjut pada pertengahan Juni menyebabkan air dari 10 anak sungai utama Yangtze, serta 89 orang-orang berskala menengah dan kecil, naik ke tingkat rekor.
Selama dua hari terakhir, hujan musiman berkurang di Hunan namun kembali menguat di provinsi Guangxi di barat daya. Tingkat air di sungai di utara Guangxi menjadi perhatian utama, sebagian besar telah melampaui garis peringatan.
Perkiraan untuk tiga hari berikutnya melihat berkurangnya curah hujan di daerah yang saat ini banjir, masih mungkin terjadi di Anhui. Yang lebih mengkhawatirkan, daerah yang cenderung mendapat hujan lebat berikutnya, berada di provinsi Sichuan, di daerah keruntuhan gunung yang fatal baru-baru ini.
Menurut laporan Al Jazeera, saat ini pemerintah China menggelontorkan bantuan darurat senilai USD103 juta untuk membantu provinsi-provinsi selatan yang berjuang menghadapi banjir tersebut.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/18372/Banjir-di-China-Telan-50-Korban-Jiwa/