JawaPos.com – Perbankan terus meningkatkan akses program kredit pemilikan rumah (KPR) kepada masyarakat. Salah satunya, Bank Mandiri yang kembali menggelar Mandiri Festival Properti secara online. Acara tersebut digelar sejak 31 Maret sampai 30 Juni 2022.
Dalam pameran tersebut, Bank Mandiri menggandeng lebih dari 400 proyek properti dan e-commerce dengan aneka pilihan aset properti terbaik. Selain itu, ada penawaran promo spesial kepada nasabah dan developer pilihan. Yakni, suku bunga KPR mulai 3,63 persen fix 3 hingga 10 tahun.
Executive Vice President Consumer Loans Bank Mandiri Ignatius Susatyo Wijoyo mematok target 2,5 juta pengunjung. Dia berharap, Mandiri Festival Properti dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki hunian. “Nasabah dapat apply KPR melalui Super App Livin’ by Mandiri. Proses approval 23 jam dan juga melakukan pengecekan proses KPR dengan aplikasi kprku.id,” katanya, kemarin (31/3).
Bank Mandiri mencatat penyaluran kredit properti meningkat di awal tahun ini. Hingga Februari 2022, bank pelat merah tersebut telah menyalurkan sebanyak Rp 46,2 triliun. Melalui pameran virtual tersebut, tentu akan memperluas penetrasi bisnis KPR Bank Mandiri.
Di sisi lain, sekaligus menggairahkan industri KPR nasional didorong optimisme daya beli masyarakat. “Tujuannya, agar bisnis sektor properti tetap berjalan pada masa pandemi dan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan huniannya,” tandas Ignatius.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperpanjang penyelenggaraan BCA Expoversary Online 2022 hingga 30 April mendatang. Hal itu seiring antusiasme masyarakat yang tinggi. Ketua Panitia BCA Expoversary 2022 Petrus Karim mengungkapkan, perpanjangan acara tersebut menyongsong bulan berkah puasa dan lebaran 2022.
“Nasabah dan masyarakat dapat memanfaatkan berbagai promo dan penawaran spesial. Mudah-mudahan dapat membantu masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik hunian, kendaraan, maupun yang lainnya untuk merayakan Idul Fitri dengan spesial di tahun ini,” terangnya.
Sampai 25 Maret lalu, BCA Expoversary Online 2022 mencatatkan 1,3 juta pengunjung. Total transaksinya mencapai lebih dari Rp 13,9 triliun. BCA menawarkan bunga KPR spesial, yaitu 2,65 persen eff.p.a (bunga efektif per tahun) fix 1 tahun. Untuk kredit kendaraan bermotor (KKB), BCA memberikan penawaran bunga 2,65 persen flat untuk tenor 1 tahun. Serta, kredit sepeda motor (KSM) diberikan uang muka alias down payment (DP) spesial 6,5 persen dari harga on the road (OTR) untuk seluruh nasabah dan seluruh tipe motor di bawah Rp 100 juta.
Terpisah, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso meminta perbankan untuk memperbesar porsi cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Agar tidak terjadinya cliff effect (ketidakcukupan modal ketika situasi normal) ketika kebijakan restrukturisasi kredit dampak pandemi Covid-19 berakhir. Hingga akhir 2021, pencadangan perbankan baru 16 persen dengan nilai nominal Rp 106,2 triliun.
Menurut dia, restrukturisasi kredit terus melandai. Sampai 15 Maret 2022, nilai restrukturisasi kredit mencapai Rp 585 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah ketimbang Desember 2021 sebesar Rp 663,49 triliun. “Sudah turun jauh dari sebelumnya, karena ekonomi semakin bagus,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.
Profil risiko perbankan pada Februari 2022 masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) gross 3,08 persen. Walaupun terdapat penyesuaian sebagai dampak kebijakan kenaikan GWM Bank Indonesia (BI), likuiditas industri perbankan masih sangat memadai. Tercermin dari rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit dan Alat Likuid/DPK sebesar 147,33 persen dan 32,72 persen. Angka tersebut di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Pencadangan tersebut penting sebab tidak sedikit status kredit restrukturisasi Covid-19 merosot menjadi NPL. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatat, Rp 6,8 triliun dari kredit terdampak pandemi sudah tidak bisa diselamatkan. Hingga Februari 2022, jumlah outstanding relaksasi pembiayaan tersebut turun menjadi Rp 149,1 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, penurunan outstanding restrukturisasi kredit lantaran sebanyak Rp 69,37 triliun kredit sudah bisa membayar sesuai dengan ketentuan. “Lalu, senilai Rp 21,4 triliun sudah sehat tanpa harus berobat jalan. Yang benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan mencapai Rp 6,8 triliun,” paparnya
Seluruh kredit yang direstrukturisasi tersebut, lanjut dia, dimasukkan dalam status Loan at Risk (LAR). BRI telah melakukan pencadangan sangat besar untuk mengantisipasi kredit restrukturisasi terdampak Covid-19 menjadi NPL. Coverage ratio yang dibentuk BRI terhadap NPL secara bank only mencapai 278 persen. Sedangkan, secara konsolidasi lebih dari 280 persen.
Untuk pencadangan terhadap LAR sudah dibentuk mencapai 35 persen. “LAR kami terbukti memang ada yang tidak bisa diselamatkan. Itu makanya pencadangan terus kami pupuk,” terang Sunarso.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan restrukturisasi Covid-19. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada menyampaikan, hingga akhir 2021 restrukturisasi kredit turun ke Rp 72,12 triliun dari Rp 102,3 triliun pada akhir 2020. Sebanyak 2,3 persen sudah berstatus NPL dan 8,7 persen dalam kategori special mention.
“Kami akan menekat NPL tahun ini di bahwa 3 persen dengan dengan memperkuat manajemen risiko. Selain itu, terus melakukan pencadangan. Pada akhir tahun, coverage ratio NPL BNI telah mencapai 233,38 persen,” tandasnya.
Credit: Source link