JawaPos.com – Perbankan syariah bakal menggenjot bisnisnya tahun ini. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menggeber pembiayaan perumahan. Sedangkan, PT Bank Jago Tbk meluncurkan deposito syariah digital.
Pengalihan pembiayaan rumah atau take over menjadi andalan Bank Muamalat mengejar target akhir tahun ini. Bahkan mematok target tumbuh hingga dua kali lipat. Sejalan dengan pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang semakin meningkatkan daya beli masyarakat.
“Kami meyakini bahwa bisnis pembiayaan perumahan masih sangat prospektif. Setelah sempat slow down selama masa pandemi Covid-19, saat ini daya beli masyarakat sudah mulai pulih dan rumah sebagai salah satu kebutuhan primer akan menjadi prioritas,” kata Direktur Bank Muamalat Wahyu Avianto, kemarin (2/2).
Perseroan menyiapkan sejumlah strategi untuk mengejar target pertumbuhan tersebut. Yakni, menggandeng pengembang perumahan ternama dan program KPR Hijrah.
“Pembiayaan untuk kepemilikan rumah tinggal termasuk untuk renovasi dan pengalihan (take over) dari bank lain berdasarkan prinsip syariah,” jelasnya.
Bank Muamalat juga menawarkan skema pengalihan pembiayaan rumah atau take over kepada masyarakat. Take over diharapkan dapat menjadi penyumbang terbesar dari total portofolio pembiayaan perumahan. Selain itu, nasabah juga bisa melakukan penambahan (top up) pembiayaan.
Mengingat, tren hijrah saat ini sedang berkembang di masyarakat. Fenomena itu membuka peluang Bank Muamalat melalui pembiayaan syariah dengan sejumlah keunggulan dibandingkan bank konvensional.
Sementara itu, PT Bank Jago Tbk melalui unit usaha syariah (Jago Syariah) meluncurkan deposito Jago Syariah dengan menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Survei Jago Syariah menunjukkan bahwa, setiap nasabah memiliki mimpi, kebutuhan, dan tujuan yang berbeda dalam menyimpan uangnya di bank. Sebanyak 67 persen nasabah menabung untuk dana darurat, 57 persen untuk dana pendidikan, dan 43 persen sebagai dana persiapan pensiun.
Head of Sharia Business Bank Jago Waasi B. Sumintardja menyadari tingginya kebutuhan nasabah terhadap produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses, dan bisa dipantau setiap waktu. “Nasabah butuh deposito yang bersifat fleksibel terutama dalam hal besaran minimal dana yang bisa didepositokan. Penempatan dana mulai dari Rp 1 juta. Nasabah juga dapat mencairkan deposito syariah ini tanpa terkena penalti,” jelasnya.
Bank Jago akan terus menggenjot layanan syariahnya guna meraup potensi pasar yang besar. Mengingat, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Data The Royal Islamic Strategic Studies Center (RISSC) menunjukkan penduduk muslim Indonesia tercatat sebanyak 231,06 juta orang pada 2021.
Waasi meyakini, prospek industri syariah akan cerah tahun ini. Jago Syariah bakal berkolaborasi dan membuat ekosistem syariah. Tak hanya di industri keuangan, namun juga di industri lainnya. Saat ini pihaknya tengah mempelajari industri mana yang bisa diajak kolaborasi.
“Industri syariah bisa terus berkembang. Karena pada prinsipnya kami terus mencari hal yang lebih baik. Khususnya dalam konteks memenuhi prinsip syariah,” tegasnya.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Agas Putra Hartanto
Credit: Source link